Sementara, strategi pelarangan menjadi sesuatu lebih jelas dari pertentangan sebelumnya sebagai perbedaan.
Mungkin setelah membaca buku karya Tan Malaka atau tokoh lainnya, yang dipilih suatu kelompok kata atau proposisi membuatnya terpikat, akhirnya kecanduan padanya. "Saya lebih menyenangi bermain ke dunia pemikiran diskursif yang membuat kita tertantang."
Tidak ada yang bisa kita bicarakan, kecuali tulisan yang hanya meracuni kebenaran selama itu dikatakan telah 'final' dan jelas. Anda mungkin tidak merasakan, tetapi saya terangsang oleh diskursus yang mengitariku. Teks tertulis tidak membuat kita tertunduk malu, ibarat sepasang kekasih membagi cerita suka cita. Kata-kata memperlihatkan pada orang-orang berupa diskursus, dimana teks tertulis beragam lebih menantang dari semua penjuru.
Kita tidak mengetahui dari mana kita mulai bergairah dan terkagum-kagum. Tatkala banyak kepicikan, tulisan satu demi satu menghilang dalam kebenaran. Kita tidak sadar akan tulisan yang mengantarkan pada pengarang yang telah lama pergi dan meninggalkan arsip-arsip.Â
Tetapi, pengarang seakan-akan "tersekat" dalam jarak yang tidak pernah teratasi lantaran ketidaksadaran teks tertulis tidak kunjung terbentuk.
Seseorang hanya semakin hanyut dengan tulisan yang menggairahkan; teks tertulis semakin tidak menarik untuk dibaca.Â
Pengarang semakin merasakan hasrat yang meluap-meluap untuk mencoba menata ulang kata demi kata, kalimat demi kalimat. Seseorang tidak membawa dirinya lahir di luar diskursus, dalam suatu hasrat untuk menulis yang membuat pihak tertentu murka.
Dalam diskursus peradilan, misalnya, tindakan pelarangan buku melalui proses hukum yang diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi. Itu saja alasan mengapa institusi menggumuli dirinya dengan teks-teks hukum pelarangan atas buku yang membahayakan: "Mereka tidak usah gamang dengan pelarangan tersebut." (detik.com, 6/8/2019)
Mesin tulisan dari penerbit alias percetakan perlu menyerempet bahaya. Mesin tulisan itu menciptakan gairah yang aneh. Ia tidak disadari oleh mereka yang bergumul dengan teks tertulis.Â
Mesin tulisan itu menciptakan kegilaan dan kenikmatan yang khas. Edisi, kertas, dan ingatan yang menggairahkan. Anda memiliki ingatan tersendiri tanpa perpustakaan, kecuali teks tertulis lewat medsos atau internet.Â
Dalam model miniaturisasi, buku menjadi buku kehidupan. Produksi kehidupan ada dalam buku. Bukan isinya, tetapi bentuknya membuat orang tertantang.