Nah, peristiwa pelarangan buku itu tidak berlangsung seperti malam menyambut pagi, kata menaklukkan bahasa, proposisi melenyapkan pernyataan atau sebaliknya. Dari kulit kertas atau sampul buku tidak lagi sebagai kata-kata.Â
Tulisan tidak "berjenis kelamin" tetapi menantang dan merangsang di bagian tersembunyi dari pandangan kasat mata. Ia melebihi bulu kuduk kita. Saya tidak melihat kabut dan tembok-tembok lagi, kecuali kata-kata di atas kertas telah mulai lusuh.
Tulisan ditopang oleh kertas buku yang membuatnya tidak ditelan waktu. Relasi itulah yang menciptakan kata-kata dan benda-benda. "Razia buku itu dilarang. Yang berhak melakukan razia adalah aparat penegak hukum," tutur aparat hukum. (detik.com, 5/4/2019)
Pelarangan atas pemikiran lewat buku, teks tertulis. Ia tidak lebih dari kekuatan benda-benda yang menyelinap di selah-selah kenikmatan membeli buku. Ia bukan dari rasa miris dan lelucon yang dibuat oleh penantangnya.
Sesampai di masing-masing tempat, kita akan tumbuh bersama dengan kehidupan, dari para penantang teks tertulis yang sesungguhnya mereka tidak lebih berbahaya dari apa yang mereka persangkakan. Mereka tidak membredel pemikiran, kecuali benda-benda yang berbicara dalam buku itu sendiri.
Ada momentum di mana para penantang pengetahuan atau tulisan subversif dan orang-orang pecandu gila buku menemukan titik tolak atau satu dorongan.Â
Dari manakah itu? Kenikmatan dan penjelajahanlah yang mendorong para penantang teks-teks tertulis bermuatan ideologis. Â
Kita digiring dalam kemabukan yang tidak terbayangkan sebelum menemukan hal-hal aneh di balik perbedaan tulisan.
Penyebaran kata dan benda-benda menerobos cakrawala pemikiran penulis, dimana teks-teks tertulis bergerak dari satu buku ke buku lainnya. Buku melawan dirinya dan tulisan melawan tulisan lainnya tiba-tiba tidak menarik perhatian akibat pertukaran dan perubahan kata-kata semakin tidak ada tujuannya.
Kita tidak jauh bahkan terseret dalam pusaran menuju celah dan keluar dari pinggiran sejak pelarangan teks tertulis berbahaya. Ia datang mendahului dunia yang kita bayangkan. Ia semakin dilarang, semakin menarik. Sesuatu yang memikat dan merangsang dari tempat berkumpulnya judul dan edisi buku (bukan dari pernyataan-pernyataan yang muncul dari toko buku bergensi).
Proses perangsangan dari perbedaan sudut pandang, dari ada atau tidak adanya nilai ilmiah didalamnya. Ia bukanlah kekuatan mencumbui sejensi dogma atau ideologi dengan komentar-komentar yang dianggap ngawur.Â