Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pilihan Politik sebagai Pilihan Seksual

8 Januari 2023   09:59 Diperbarui: 13 Maret 2023   08:01 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, pemikiran modern menemukan cara untuk memainkan pilihan politik yang bergerak secara mekanis tanpa tubuh murni.

Dari suatu pandangan politik secara luas dan pergerakan-pergerakan pilihan seseorang mulai melepaskan dirinya dari rantai elektoral melalui menit-menit pemilihan. 

Momen itu bisa jadi hanya permainan yang terakhir dari "deseksualitas tubuh politik" menjadi "repolitisasi tubuh seksual." Duh, istilah-istilah tersebut  membuat kita tambah ngilu.

Karena itu, bukan hanya melipatgandakan motif dan dorongan yang dimilikinya, tetapi juga saling berinteraksi dan inheren antara wujud politik dan wujud seksual yang secara imanen (ada dengan sendiri). Politik yang terseksualkan menantang kehidupan dan pemikiran. Wujud seksual menjadi bawaan politik. Melalui mekanisme yang tersembunyi, seseorang akan merangsang dirinya atau terpicu untuk mengulangi kembali prilaku politik sekaligus tindakan seksual sehari-hari. 

Karena sulit untuk dihindari, maka ia masih layak diperbincangkan secara normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun