Petunjuk bertele-tele tentang kesusilaan dan kesopanan menjadi paling naif. Dibalik endapan seks memiliki celah ganda, yaitu “celah masuk” dan “celah keluar” dari kepenuhan.
Sementara, pergerakan imajinasi, fantasi dan ingatan menelesuri setiap “celah masuk” dan “keluar lain” saat bersamaan terjadi kehampaan mengakhiri kepenuhan benda-benda.
Pembicaraan mengenai seks lebih terinci dalam pergerakan tanda kesusilaan yang keluar dari peristiwa kecil dan sublimasi, akhirnya ditanggapi dingin oleh para pemuja seks, tetapi tidak menghebohkan jagad mesin selebritis dan pengetahuan, sekalipun ia masih tetap menjadi bagian dari diskursus.
Cobalah kita melihat, kegiatan seksual kadangkala berlangsung tidak begitu lama, tetapi, begitu cepat diingat atau sulit dilupakan.
Begitu gila dan banalnya, perhatian tertuju pada titik gerak-gerik dan lekukan bernuansa liar, sembari suara-gambar seks juga dapat difantasikan secara terbuka dan suka rela.
Betapapun melimpah teks petualangan seks hingga rincian paling kecil bersama kenikmatan yang tidak terlewatkan, keasusilaan pada akhirnya bukanlah peristiwa kecil.
Sebaliknya, kegiatan seks merupakan peristiwa paling ditunggu-tunggu untuk menyentak. Hal ini akan terjadi, bukan lantaran adanya endapan seksual. Sementara, peristiwa keasusilaan tanpa endapan kenormalan digiring di bawah rezim diskursus.
Lebih dari rincian paling kecil mengenai prilaku seksual, satu ungkapan kenikmatan pribadi akan memberikan dampak tertentu pada ingatan, nalar dan fantasi, yaitu adanya kemungkinan terjadi gangguan kenikmatan sebagai dampak dari keasusilaan yang merajalela. Sebagai upaya untuk menganalisis mengenai gangguan kenikmatan.
Tanda kehidupan seksual tidak dapat dikatakan representasi Barat atau Timur yang masing-masing menandai ‘ilmu pengetahuan seks’ dan ‘seni erotis’.
Terlepas, bahwa diantara keduanya memiliki perbedaan nilai ilmiah dan sudut pandang filosofis.
Berkenaan dengan diskursus tentang seks, dampak keasusilaan bukanlah dari rentetan proses pelipatgandaan produksi hasrat dan intensifikasi birahi, pengalihan, sibernitisasi, dan disorinetasi kenikmatan tidak dapat diserahkan tanggungjawabnya pada aturan-aturan kesusilaan dan hukum pentabuan.