Endapan seksual adalah produksi tabu dan susila, yang menghalangi dari penyelewengan seks menjadi seks yang terbuka dan sah.
Satu hal menjadi perhatian kita, bahwa memproduksi pernyataan tentang endapan perlu dilenyapkan dan selebihnya untuk kehidupan.
Tidak jarang endapan sebagai “rahasia” kedalaman sebelum menyeruak ke titik permukaan menjadi “telur” dan “humus” begitu berharga bagi pengetahuan.
Kita memperkenalkan endapan di bawah permukaan kulit yang tidak diperkirakan menjadi produksi peristiwa.
Seks yang berada di pinggiran endapan membuatnya bergerak dari ke tahapan rahasia susila yang diendapkan ke tahapan keterbukaan diskursus seksualitas dan keasusilaan yang menikung di persimpangan pilihan kehidupan.
Apakah tahapan tersebut menjadi skandal metafora endapan lumpur, emas, minyak, daging, atau endapan lain yang tidak berdampak pada petualangan seks?
Semuanya itu belum kita ketahui secara jelas, kecuali rangsangan dan penyelewengan seks turut membuka pelan-pelan rahasia endapan, seperti rahasia kehidupan kita.
Benda-benda lain yang dimaksud merupakan endapan yang tersembunyi sebagai bagian dari tanda-tanda kehidupan dan pemikiran sekaligus berhubungan dengan diskursus seks.
Setiap ada pergerakan endapan laten merahasiakan dan memberikan sinyal mata dan bentuk permainannya. Di luar hubungan seks bersifat badaniah, kata-kata yang memikat, sentuhan erotis, dan fantasi yang mengarah pada titik sensitif cahaya menuju rangkaian pengakuan tersendiri.
Tatanan logis dalam kehidupan akan membuat kita malu untuk menilai kembali celah tanda kehidupan seksual. Ia sepenuhnya belum dan telah mengenal prinsip kenormalan bersifat kodrati.
Lantaran tanda kenormalan terpenuhi secara seksama, dimana endapan seksual secara manusiawi tidak merahasiakan kegelapan di bawah permukaan tubuh dan kedalaman jiwa.