Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Love

Amor Intellectualis: Ketika Profesor Ateis Mencintai Satu Keyakinan

24 Oktober 2022   09:05 Diperbarui: 1 April 2024   05:24 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Profesor Jeffrey Lang (Sumber gambar: truth-seeker.info)

Tidak seorang pun mengetahui secara persis, mengapa dia meninggalkan ateisme.

Apakah sosoknya sebagai ateis yang dianutnya tidak mencapai titik terang dalam kehidupan atau sekadar luapan aura kehidupan yang mengerikan? 

Jejak Tuhan menghilang dalam ketidakhadiran jejak eksistensinya.

Mengapa sang profesor ateis itu mengajukan pertanyaan seakan-akan tanpa akhir. 

Apakah ada ‘Realitas Tertinggi’ bernama ‘Wujud Tuhan’ di alam semesta? 

Apakah dia gagal mengetahui wujud Tuhan di balik realitas? Murnikah mengajukan pertanyaan bahwa dia menolak eksistensi Tuhan, yang membuatnya menjadi ateis?

Kebenaran matematika yang dia geluti tidak terdengar bahwa dia mengatakan lebih tahu dari semua orang. Tentang orang-orang tidak tahu apa rahasia dari ateis itu ada. 

Tetapi, kilatan cahaya yang dinantikannya tidak muncul dalam dunia ateis. Ketidakpercayaan terhadap eksistensi Tuhan lenyap dalam ruang kebebasan memilih. Kebebasan itu akhirnya hanyalah ilusi (Nietzschean).

Cobalah apa sesungguhnya yang Anda inginkan! Lingkaran ilusi yang datang dari kesadaran dan kebebasan individu dalam sisi kehidupan ateis. 

Kemunculan penanda ateis berarti ‘akhir dari permainan Tuhan’ di bumi.

Subyek sebagai agen otonom yang tidak hanya memperdulikan pertimbangan rasional dari titik kebenaran matematika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun