Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Tragis dan CPNS Mundur, Mengapa Tidak dari Awal?

17 Oktober 2022   09:05 Diperbarui: 17 Oktober 2022   19:30 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : gramedia.com

Melalui gaji atau tunjangannya, mereka bisa memakai seragam yang rapih dan cukup necis, bukan baju butut.

Penampilan sosok CPNS dari 105 yang lolos seleksi 2021 tidak jauh beda dengan proses rekruitmen sebelumnya.

Wajahnya berseri-seri, bahagia bercampur haru tatkala keluar pengumuman kelulusannya. (tempo.co, 30/05/2022)

Sekilas, sistem penggajian itu menarik. Semestinya juga, CPNS perlu memikirkan secara matang dan jauh-jauh hari sudah tuntas jawabannya sebelum terlibat terlalu jauh dalam proses rekruitmen.

Karena objek gaji yang kecil tidak menggoda atau tidak memikat melalui mata dan selera, maka rahasia penampakan status di balik pesona menghilang dalam kekosongan makna, yang diukur secara material.  

Sebuah sistem penggajian sejurus sistem kepegawaian tidak berdaya di hadapan selera dan hasrat untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur sipil lewat gaji.

Lagi pula, dalam upaya meminati dunia kepegawaian itu, yang pada era guncangan seperti sekarang menjadi CPNS masih dianggap sebagai tuntutan hidup.

Kekuatan godaan untuk tanda kesejahteraan hidup bertumpu pada gaji dengan variasi berdasarkan golongan. 

Artinya, terhadap tuntutan hidup dan objek yang menggoda bukan membuat ‘mata duitan’, melainkan wujud yang paling mendesak dan murni dari suara batin.

Menjadi abdi masyarakat tidak berarti abdi uang-gaji. Kapan mereka menjelma sebagai abdi uang-gaji, maka mereka terjatuh dalam kekosongan. 

Karena itu, jika bukan laksana fatamorgana, mereka tidak merasa puas dengan keadaan yang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun