Rhesus ibu adalah negatif, dan rhesus janin adalah positif.
Perang dingin dimulai.
Darah janin dengan rhesus positif, memiliki arti bahwa darah ini mengandung antigen-D, dan pada tubuh ibu dengan darah rhesus negatif
dengan arti bahwa darah ini tidak mengandung antigen-D. Dan disebabkan oleh perbedaan ini, ketika darah janin dan darah ibu tercampur, tubuh ibu akan memberi sinyal pada otak, bahwa ada benda asing yang masuk pada tubuh ibu, melalui darah. Otak tidak mengenali benda asing itu sebagai janin
tetapi sebagai zat yang mengancam. Karena apabila dibiarkan, darah ibu malah akan menggumpal. Jadi secara otomatis, antibodi pada tubuh ibu diperintahkan untuk menghancurkan benda asing yang beredar pada darah tersebut, sampai pada sumbernya.
Jika kebocoran pada plasenta sudah parah, tubuh ibu tidak bisa lagi membedakan mana janin mana zat asing. Sehingga malahan, nutrisi yang dikonsumsi leh ibu untuk janin, malah digunakan sendiri  oleh ibu untuk membantunya melawan benda asing tersebut.
Proses penghancuran benda asing tersebut yang nyatanya adalah janin, adalah sebagai berikut.
1. Seorang ibu dengan rhesus negatif yang mendapat suami dengan rhesus positif berpeluang akan mengandung bayi dengan rhesus positif.
2. Darah janin yang mengandung rhesus positif memasuki sirkulasi darah ibu yang memiliki rhesus negatif.
3. Darah janin yang memasuki sirkulasi darah ibu akan memicu terciptanya antibodi dalam tubuh ibu.
4. Antibodi masuk ke sirkulasi darah janin melalui pori - pori plasenta dan menghancurkan sel darah merah janin, yang mengakibatkan penderitaan  bagi janin.