Mohon tunggu...
E
E Mohon Tunggu... Editor - Aku Papua

I'm Papuan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ULMWP, Jawaban Penderitaan dan Sejarah Perjuangan Bangsa Papua

22 Juni 2018   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2018   17:50 3872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andy Ayamiseba (kiri) dan Dr. J. Otto Ondawame (kanan).

Sebagai perisai lambang dipilih burung Mambruk, lagu kebangsaan ditetapkan Hai tanahku Papua yang diciptakan oleh pendeta Isac Samuel Kijne pada tahun 1923 di Mansinam. Nama negara ditetapkan Negara Papua Barat yang didiami orang Papua maka ditetapkan bangsa Papua. Semboyan disepakati Keanekaragaman Dalam Kesatuan, setelah itu ditanda tangani satu manifesto untuk kemerdekaan Papua. Pertemuan diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan baru, Hai Tanahku Papua.

Dengan demikian secara ringkas sebagai berikut:

  1. Nama negara: West Papua atau Papua Barat; 
  2. Nama bangsa: Bangsa Papua; 
  3. Nama bendera: Bintang Kejora; 
  4. Lagu kebangsaan: Hai Tanahku Papua. 
  5. Lambang negara: burung Mambruk; 
  6. Semboyan negara: keanekaragaman dalam kesatuan / One Peple One Soul.

Keputusan komite itu kemudian diambil alih oleh Parlemen Nasional untuk ditetapkan sebagai jati diri dan lambang-lambang negara dan bangsa Papua. Rencangan itu kemudian dibawa ke Parlemen dan pemerintah Belanda untuk disetujui. Pada tanggal 2 November 1961 Luns berpidato di PBB untuk rancangan pembentukan Negara Papua Barat itu, di mana Belanda mengusulkan mengirim satu misi PBB ke Papua Barat.

Pada tanggal 18 November dilakukan sidang luar biasa Parlemen Papua Barat yang menetapkan peraturan mengenai Bendera dan lagu kebangsaan di Holandia. Dalam sidang ini juga ditetapkan tanggal dan hari pengibaran Bendera Nasional Papua bertampingan dengan bendera Belanda. Di mana pengibaran Bendera berlangsung pada tanggal 1 Desember 1961 di kota Holandia, dan di semua ibukota Onderafdeling di seluruh tanah Papua, sebagai hari manifesto kemerdekaan bangsa Papua Barat.

Baca juga berikut ini:

  1. Data Fakta Sejarah Papua Barat
  2. Kronologi Papua 1960 -1969: Ketika Hak-hak Politik Bangsa Papua Diberangus

Pengibarang Bendera dilakukan secara tertib dalam suatu upacara resmi, di mana 200 orang laki-laki dari Papua Vrijwilligers Korps yang dipilih untuk mengibarkan bendera nasional bangsa Papua di setiap kota. Bendera Belanda dan bendera Bintang Kejora dikibarkan secara bersama di dua tiang yang sama tinggi dan ditanam bertampingan. Maka secara resmi negara Papua Barat berdiri pada tanggal 1 Desember 1961 sebagai suatu entitas negara yang berdaulat penuh di atas deritori West Papua.

Dalam upacara hari kemerdekiaan ini pun dinyanyikan lagu kebangsaan Hai tanahku Papua dan digunakan secara resmi semua lambang-lambang dan perangkat negara sebagai suatu negara bangsa. Di mana tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua sampai sekarang.

Hal yang kurang mendapatkan perhatian dalam upacara 1 Desember 1961 adalah tidak membacakan teks proklamsi sebagai suatu pengumuman atau penegaskan pembentukan negara baru itu. Hal itu kemudian dilengkapi pada tahun 1971 di Victoria, di daerah perbatasan dengan negara Papua New Guinea.

Tetapi, proklamasi tidak selalu menjadi syarat mutlat di awal pembentukan sebuah negara baru, hal itu bisa dilakukan kapan saja setelah menciptakan suatu memendum dari proses perjuangan. Sebelum atau setelah mendapat dukungan dan pengakuan secara internasional, karena proklamasi adalah sebuah pengumuman eksistensi negara baru itu.

Pro Indonesia atau Penghianatan?

Ambisi Indonesia menggagalkan negara baru itu dan aneksasi Papua Barat dilakukan dengan berbagai cara. Selain konfrontasi dengan Belanda, Indonesia meningkatkan diplomasi internasional baik dengan blok barat maupun blok timur. Di mana blok barat yang dimotori Amerika Serikat dan block timur dmotori Uni Soviet, di mana mereka sedang terlibat dalam perang dingin.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun