Mohon tunggu...
E
E Mohon Tunggu... Editor - Aku Papua

I'm Papuan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

ULMWP, Jawaban Penderitaan dan Sejarah Perjuangan Bangsa Papua

22 Juni 2018   10:07 Diperbarui: 25 Juni 2018   17:50 3872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andy Ayamiseba (kiri) dan Dr. J. Otto Ondawame (kanan).

Tidak banyak faksi dan banyak komando, semua faksi bersatu dalam satu struktur, satu komando dan dorong satu agenda utama. Dengan itu dukungan internasional berkembang begitu cepat karena kepercayaan publik internasional. Bangsa Papua sudah mempunya organisasi politik representasi itu United Liberation Moverment for West Papua yang sudah didukung dan diakui secara interasional oleh negara-negara dan organisasi resmi internasional.

Ketiga, Pertahanan dan keamanan. Hal ini sangat penting karena tulang pungkung dari suatu perjuangan nasional adalah tentara pembebasan nasional harus kuat sebagai sayap militer. Bila suatu bangsa yang ingin merdeka dan berdaulat secara politik, kekuatan militer harus disatukan dalam suatu komando secara struktur dan disiplin. Hanya dengan itu memiliki kekuatan besar untuk mengalahkan musuh.

Dalam suatu bangsa atau negara tidak bisa memiliki dua atau lebih organisasi dan tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Hal itu akan menciptakan kekalahan, diperpanjang penderitaan rakyat dan menciptakan peluang kepada musuh untuk menguasai dan mengalahkan mereka.

Dalam kasus Papua kita mempunyai lebih dari satu faksi militer dan semua itu adalah aset bangsa kita, tetapi perlu dibangun kesatuan dalam suatu struktur secara nasional. Hanya dengan itu bisa mendapatkan pengakuan internasional sebagai sayap militer perjuangan bangsa Papua, dan dengan itu mudah digerakan bila diperlukan dalam waktu-waktu tertentu.

Keempat, Media masa. Media masa adalah salah satu pilar sangat penting dalam perjuangan dan persatuan nasional. Media masa yang visioner, terkordinir, revolusioner dan terdidik mempublikasi berita-berita secara militan, tepat sasaran, dan aktual. Media-media perjuangan yang terkordinir dengan media-media internasional lain.

Menyampaikan informasi dan fakta-fakta aktual dengan bahasa yang bisa dimengerti dan terjankau pada semua lapisan masyarkat yang revolusioner dan basis masa rakyat. Baik itu media-media cetak, elekronik, media sosial, televisi, selebaran, plakar, karikatur dan flem-flem dokumenter. Satu hal penting yang diperhatikan adalah harus menyampaikan berita yang benar dan akurat, mengusung satu theme central agenda perjuangan dengan itu menciptakan kesadaran nasional untuk mencapai kemerdekaan yang diperjuangkan.

Kelima, boikot agenda-agenda kolonial. Setelah poin satu dan empat di atas sudah terpenuhi dan menciptakan masyarakat revolusioner dan terstruktur, maka sangat mudah untuk mobilisasi dan boikot agenda-agenda kolonial yang merugikan bangsa terjajah. Maka dengan sendirinya, kolonial mengalami kesulitan dan kulung tikat.

Misalnya agenda pemilu kolonial, bisa masyarakat revolusioner yang sadar, dengan kesadaran sendiri dan tanpa dipaksa orang lain tidak mengikuti pemulu. Hal itu tidak melanggar undang-undang kolonial karena asas lubes dalam politik Indonesia. Contoh lain, khusus daerah-daerah yang relatif masih kecil seperti kabupaten-kabupaten di pegunungan sangat mudah, di mana masyarakat revolusioner boikot membeli barang-barang milik para kolonial.

Dengan syarat orang-orang asli Papua harus mengembangkan ekonomi, dagang dan dibangun kios-kios dan toko-tokoh kecil. Di mana para aktivis membangun kampanye bahwa rakyat asli Papua diinstruksikan untuk membeli barang-barang dari toko-toko orang asli Papua, boikot barang-barang milik kolonial. Dengan demikian, secara otomatis kolonial akan tutup centra usaha dan meninggalkan daerah itu.

Dengan itu melakukan mobilisasi umum masa rakyat secara serentak dan menduduki seluruh pusat-pusat kota di tanah Papua untuk mendorong United Liberation Moverment for West Papua dan agenda-agenda internasional sudah disepakati. Hanya dengan cara itu dunia akan mengadili posisi Indonesia sebagai anggota Dewan Keamanan United Nations saat ini dan Indonesia harus dipertanggung jawabkan secara moral mengenai kejahatan kemanusiaan mereka terhadap bangsa Papua selama ini. Maka sekali lagi persatuan nasional dalam United Liberation Moverment for West Papua (ULMWP) sangat penting dan mendesak untuk mendorong agenda nasional kepada tujuan.

)* Penulis adalah akademisi Uncen. Saat ini ia sebagai kandidat doktor dari salah satu universitas ternama di Jerman.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun