Satu hal lain perlu dibandingkan adalah pembubaran Presidium Dewan Papua dan wacana pembubaran ULMWPÂ terakhir ini. Di mana Tim sukses Otonomi Khusus Papua di masa itu dengan Jaringan Damai Papua masa kini. Di mana Tim Sukses Otonomi Khusus berusaha dorong Otonomi Khusus dan dilumpuhkan Presidium Dewan Papua. Tim Otsus ini juga melibatkan orang asli Papua maupun migran baik politisi, akademisi, tokoh gereja, unsur militer, para ahli dari beberapa universitas di Jawa dan migran di Papua dengan alasan hak asasi manusia, demokrasi dan akomodir kepentingan migran.
Model yang sama saat ini didorong oleh Jaringan Damai Papua yang melibatkan semua unsur-unsur seperti dalam tim otsus tersebut. Dulu Tim Otsus juga sudah mengganggu dan merusak PDP dan hal yang sama dilakukan oleh LIPI dan JDP mempengaruhi ke dalam struktut KNPB, TPN dan ULMWP dan menciptakan kontradiksi politik akhir-akhir ini. Kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama khususnya orang asli Papua yang menginginkan kemerdekaan secara politik. Dengan itu menentukan pilihan ke mana diarahkan perjuangan ini.
Tujuan akhir dari wacana ini adalah mendorong orang Papua dalam agenda dialog Jakarta-Papua yang menjadi agenda LIPI dan JDP selama ini. Karena itu, dalam berbagai media pihak-pihak yang ingin mendorong agenda dialog ini selalu mewacanakan hal itu. Untuk tujuan itu secara strategis mereka sedang melumpuhkan ULMWP, KNPB dan TPN-OPM, di mana KNPB dan TPN-OPM adalah basis dari ULMWP.
Karena itu, target utama mereka sedang melumpuhkan organ-organ ini, dengan itu mereka akan menyatakan bahwa ULMWP di bawah kepemimpin periode kedua tidak berhasil atau gagal. Maka diwacanakan pembubaran ULMWP dan kemudian mendorong agenda dialog Jakarta-Papua atau perundingan dengan Jakarta yang sedang diwacanakan oleh beberapa diplomat dan para pejuang Papua saat ini. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak target dari wacana-wacana tersebut.
Dengan demikian wacana membubarkan United Liberation Moverment for West Papua, secara sadar atau tidak sedang mengarahkan untuk melumpuhkan perjuangan dan kehancuran bangsa Papua di masa depan. Kita secara sadar atau tidak sudah terjabak dalam strategi pihak musuh yang menginginkan dan mendorong hal itu terjadi.
Bersatu Dalam ULMWP dan Mobilisasi Umum
Berdasarkan sejarah perjuangan dan strategi-strategi politik pihak musuh digambarkan di atas menjadi refleksi dan gambaran bangsa Papua untuk mengambil keputusan. Di mana para aktivis, pejuang dan semua orang asli Papua bersatu dan membangun kekuatan nasional secara bersama-sama untuk mendorong United Liberation Moverment for West Papua. Perjuangan Papua merdeka diperlukan kesatuan bangsa dan masa rakyat yang terorganisir untuk melakukan mobilisasi umum.
Dalam bulan ini kita saksikan Indonesia telah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan United Nations untuk dua tahun ke depan, hal itu merupakan hak negara Indonesia sebagai anggota United Nations. Di sini posisi Indonesia sebagai negara anggota tidak tetap DK-UN perlu dibuktikan dengan tindakan nyata dan tanggung jawab moral atas kejahatan mereka terhadap bangsa Papua, di mana mereka bunuh 500 Ribu lebih orang Papua sejak invasi tahun 1962. Bangsa Papua menuntut bertanggung jawaban itu hanya dengan satu cara yaitu membangun kesatuan nasional dan mobilisasi umum secara serentak di seluruh tanah Papua di bawah komando United Liberation Moverment for West Papua.
Dalam rangka mewujudkan kesatuan nasional dan mobilisasi umum perlu dibangun kesadaran secara progresif dan masif, menjelaskan secara baik proses perjuangan sudah berhasil dicapai dan arah perjuangan ke masa depan. Tanpa menjelaskan strategi politik, kebijakan dan prosedur-prosedur secara taktis.
Kebangkitan generasi muda Papua yang terdidik, visioner dan stratak politik yang sudah dibangun dalam media KNPB, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Gempar dan mahasiswa selama ini telah membangun kesadaran dan perlu ditingkat lebih progresif dan masif ke dalam struktur basis. Dengan itu dibangun persatuan nasional masa rakyat di seluruh tanah Papua dan untuk mewujudkan itu perlu diperhatikan empat unsur penting dalam perjuangan nasional.
Pertama, Organisasi taktis dan masyarakat sipil dalam kota. Di mana organisasi-organisasi taktis yang ideologis, visioner dan militan diperkuat dan bangun persatuan nasional dengan mendorong satu agenda utama. Selain itu, lembaga-lembaga agama, lembaga swadaya masyarakat, perempuan, akademisi, orang Papua yang bekerja di pemerintahan, nelayan, tani, buruh dan basis masa di kampung-kampung perlu dibangun dalam suatu struktur gerakan nasional. Di mana setiap kelompok sampai struktur yang paling dasar digerakan oleh para revolusioner terdidik, berideologis dan militan.
Kedua, diplomasi internasional. Kita belajar dari berbagai perjuangan kemerdekaan di negara lain, mereka berkuat diplomasi internasional dalam suatu organisasi dan satu komando yang terorganisir. Dalam kasus Tomor-Leste, Ramos Horta adalah tokoh central yang mengorganisir dan memobilisasi diplomasi internasional.