Mohon tunggu...
Endah Suyarini
Endah Suyarini Mohon Tunggu... Lainnya - Saya bekerja dari subuh hingga malam hari. Jabatan saya sebagai seorang istri dan ibu. Disebuah perusahaan rumah tangga.

Saya suka menulis dan membaca, terutama tentang gosip viral. Selain itu juga mengisi waktu dengan bermain brick blok dan merecoki anak yang sedang main. Paling suka lagi adalah rebahan. Sekedar menikmati kipas angin didaerah panas ini, sambil mendengarkan cerita horor lewat aplikasi merah, atau membaca novel-novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sambutan

20 Maret 2024   20:38 Diperbarui: 20 Maret 2024   22:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lha, kakek siapa?" Tanyanya.

"Saya, tetangganya. Itu rumah saya." Kakek menjawab sambil menunjukan rumah bilik bambu yang hanya berjarak sepuluh meter.

"Lha, dalah. Kakek tetangga dekat, masa tidak tahu ada acara besar begini?" Pria buncit terkejut.

"Lho, warga disini banyak yang bertanya-tanya ada kegiatan apa disini. Kok, sepertinya meriah benar." Jawab Kakek.

"Tadi, juragan bilang mengundang kepala desa juga, lho. Acaranya nanti malam. Ada dangdutan juga." Celoteh pria buncit sambil menggaruk perutnya yang melendung seperti mengandung.

"Ooo, kalau begitu undangan hanya untuk tamu penting. Palingan pak RT dan RW saja nanti yang datang." Kakek manggut-manggut.

Tiba-tiba wanita yang tadi menyapu puntung rokok datang ikut nimbrung.

"Ini acara apa, sih? Saya kok, jadi penasaran. Nikahan gitu atau sunatan? Apa juragan disunat lagi?" Gurau pria buncit, sambil terkekeh.

"Hush, ngawur! Juragan mau menyambut anaknya yang jadi sarjana dikota. Ini katanya lagi dalam perjalanan." Jelas si ibu.

"Anaknya jadi sarjana dirayakan begini? Orang kaya emang agak lain.  Anak saya jadi sarjana langsung saya ultimatum mencari kerja, biar mengurangi beban. Syukur-syukur bisa bantu saya sekolahkan adiknya." Pria buncit tertawa memamerkan deretan giginya yangbtidak rapi.

"Ngapain cari kerja. Wong, bapaknya juragan. Tinggal meneruskan usaha bapaknya. Beres!" Ujar kakek yang masih betah disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun