"Anakmu itu keterlaluan. Dia  membohongiku! Dia bukan sarjana, dia tidak kuliah diunipersitas. Tapi, kuliah dipenjara! Dan, sekarang malah berulah pula disana!"
"Tidak mungkin! Dia masih menghubungiku semalam." Sanggah istri juragan sambil telunjuknya menunjuk kearah dirinya.
"Anakmu bikin malu!" Bentak juragan Bondan.
"Ya, anakmu juga, tho!"
Pak polisi yang melihat drama suami istri itu mencoba menengahi. Pak polisi mengulangi penjelasannya kepada istri juragan.
Sang istri juragan, ibunya Bagus, menangis sesenggukan.
Anak lelaki yang dibangga-banggakan pada tetangga dan kerabat nyatanya terlibat kasus pencurian dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Materi yang selama ini dikirimkan hasil kerja keras orang tuanya hanya menjadi angin lalu. Karena, anaknya masih mencuri. Bahkan, saat dibui pun dia masih menipu orang tuanya sendiri dengan meminta sejumlah uang dengan alasan wisuda, nyatanya digunakan untuk memuluskan obat busuknya masuk kekamar selnya. Kepercayaan orangtuanya dihancurkan begitu saja.
"Haduh, kalau begini aku jadi rindu anakku. Dia belum jadi sarjana, tapi membantuku mencari uang." Ucap si ibu penyapu.
"Sudah kubilang syukuri saja yang kita punya. Punya banyak ya, berbagi. Punya sedikit ya, puasa." Ucap Pria kurus.
Dia membereskan gitar murahnya. Entah bagaimana acara ini jadinya.