Mohon tunggu...
Endah Suyarini
Endah Suyarini Mohon Tunggu... Lainnya - Saya bekerja dari subuh hingga malam hari. Jabatan saya sebagai seorang istri dan ibu. Disebuah perusahaan rumah tangga.

Saya suka menulis dan membaca, terutama tentang gosip viral. Selain itu juga mengisi waktu dengan bermain brick blok dan merecoki anak yang sedang main. Paling suka lagi adalah rebahan. Sekedar menikmati kipas angin didaerah panas ini, sambil mendengarkan cerita horor lewat aplikasi merah, atau membaca novel-novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sambutan

20 Maret 2024   20:38 Diperbarui: 20 Maret 2024   22:29 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Anakmu itu keterlaluan. Dia  membohongiku! Dia bukan sarjana, dia tidak kuliah diunipersitas. Tapi, kuliah dipenjara! Dan, sekarang malah berulah pula disana!"

"Tidak mungkin! Dia masih menghubungiku semalam." Sanggah istri juragan sambil telunjuknya menunjuk kearah dirinya.

"Anakmu bikin malu!" Bentak juragan Bondan.

"Ya, anakmu juga, tho!"

Pak polisi yang melihat drama suami istri itu mencoba menengahi. Pak polisi mengulangi penjelasannya kepada istri juragan.

Sang istri juragan, ibunya Bagus, menangis sesenggukan.

Anak lelaki yang dibangga-banggakan pada tetangga dan kerabat nyatanya terlibat kasus pencurian dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Materi yang selama ini dikirimkan hasil kerja keras orang tuanya hanya menjadi angin lalu. Karena, anaknya masih mencuri. Bahkan, saat dibui pun dia masih menipu orang tuanya sendiri dengan meminta sejumlah uang dengan alasan wisuda, nyatanya digunakan untuk memuluskan obat busuknya masuk kekamar selnya. Kepercayaan orangtuanya dihancurkan begitu saja.

"Haduh, kalau begini aku jadi rindu anakku. Dia belum jadi sarjana, tapi membantuku mencari uang." Ucap si ibu penyapu.

"Sudah kubilang syukuri saja yang kita punya. Punya banyak ya, berbagi. Punya sedikit ya, puasa." Ucap Pria kurus.

Dia membereskan gitar murahnya. Entah bagaimana acara ini jadinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun