Lantunan ayat suci yang dilafalkan Bu Merry dalam salat terdengar sangat merdu dan fasih. Aku mengikuti setiap geraka wanita yang ditaksir berusia 50 tahun itu. Sejuk menyelusup memenuhi ruang kalbu. Tiba-tiba air mata luruh bersama doa-doa setelah salat yang dipanjatkan Bu Merry. Padahal aku tak tahu arti doa berbahasa arab itu.
Setelah selesai salat sunat bakda Maghrib, Keyla mencum tanganku dan Bu Merry. Aku pun mengikuti mencium tangan wanita yang masih cantik walaupun sudah mulai berkeriput itu.
Aku bangkit berdiri hendak beranjak dari Musala. Namun, Keyla menarik tanganku. Aku duduk kembali dengan perasaan tak karuan. Entahlah rasanya tak nyaman berhadapan dengan Bu Merry. Tanpa disangka Bundanya Alif itu mengambil Alquran di lemari kecil dan memberikannya padaku. Jantungku terpompa lebih cepat.
 Apakah aku akan dites membaca Alquran? Apakah ini sebuah ujian bagi menantu baru? Kalau memang benar, tamatlah aku.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H