Mohon tunggu...
EMILIA EPI
EMILIA EPI Mohon Tunggu... Guru - GURU

hobi saya olah raga, saya orangnya humoris, konten yang paling saya suka adalah cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Makalah

9 Februari 2024   15:00 Diperbarui: 9 Februari 2024   15:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

 MAKALAH

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE DARING 

MELALUI APLIKASI WHATSAPP 

PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V 

SD NEGERI 02 MUNGGUK TAHUN PELAJARAN 2020/2021

 

 

DISUSUN OLEH: 

EMILIA EPI

NIP. 19810303 201407 2 004

 

 

 

 

 

UJIAN DINAS PENYESUAIAN  IJAZAH

TAHUN 2021

KABUPATEN SEKADAU

 

 

LEMBAR PENGESAHAN

 

Laporan Pembuatan Makalah dengan Judul “ FEKTIVITAS PENERAPAN METODE DARING MELALUI APLIKASI WHATSAPP PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI 02 MUNGGUK TAHUN PELAJARAN 2020/2021” karya Emilia Epi, S.Pd, disahkan sebagai tindak lanjut ujian dinas Penyesuaian  Ijazah.

 

 

 DISAHKAN OLEH

KEPALA SD NEGERI 02 MUNGGUK

MAULUDDIN, S.Pd.SD

NIP. 19741107 199807 1 001

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur yang tak terhingga penulis haturkan  kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena kasih dan perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Efektivitas Penerapan Metode Daring Melalui Aplikasi WhatsApp Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 02 Mungguk Tahun Pelajaran 2020/2021“. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian dinas dan penyesuaian ijazah.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menerima masukan dan saran dari berbagai pihak karena itu pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Bupati Kabupaten Sekadau lewat Kepala Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Sekadau yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Ujian Dinas Kenaikan Pangkat(Ijazah) Tahun 2021;

  • Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sekadau yang telah memberikan informasi dan kesempatan tentang Ujian Dinas Kenaikan Pangkat(Ijazah) Tahun 2021;
  • Pengawas SD Kecamatan Sekadau Hilir;
  • Kepala Sekolah dan Rekan-rekan guru SD Negeri 02 Mungguk
  • Semoga Makalah ini dapat memberi manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran  di SD Negeri 02 Mungguk dan bermanfaat bagi Guru Sekolah Dasar pada umumnya.

  •             Sekadau, 26   Februari   2021
  • Penulis,

        EMILIA EPI

                                                               

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................       i

Daftar Isi.................................................................................................................      ii

BAB I :  PENDAHULUAN..................................................................................      1

Latar Belakang ..................................................................................      1

Rumusan Masalah..............................................................................      3

Tujuan Penulisan................................................................................      3

Manfaat Penulisan.............................................................................      4

BAB II : KAJIAN TEORI ....................................................................................      5

Belajar dan Hasil Belajar...................................................................      5

Efektivitas Pembelajaran Daring.......................................................     13

Pembelajaran Matematika  Sekolah  Dasar........................................     17

BAB III : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING DI

                 SD NEGERI 02 MUNGGUK..............................................................     25

Perencanaan Pembelajaran ............................................................... .   25

Pelaksanaan Pembelajaran  ..............................................................     25

Pelaksanan Evaluasi  ........................................................................     29

BAB IV : PENUTUP  ...........................................................................................     34

Kesimpulan ..........................................................................................     34

Saran ....................................................................................................     34

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................     35

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  • Latar Belakang

Penyebaran Virus Corona  (Covid-19) telah melanda seluruh negara di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Menurut data tanggal 13 Januari 2021, secara global telah terjangkit Covid-19 sebanyak 91.9680.000  terkonfirmasi positif dengan angka kematian sebanyak 1.968.252 . Kemudian Data untuk Indonesia per tanggal 13 Februari 2021 terdata sebanyak 11.210.703 terkonfirmasi positif dan 32.936 meninggal dunia.

Covid-19 merupakan penyakit menular, yang berarti dapat menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain. Kondisi ini menyerang sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Rumitnya penanganan wabah, belum meratanya vaksin dan obat untuk penyembuhan pasien Covid-19 serta terbatasnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan membuat pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah social distancing. Namun, kebijakan social distancing tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, dan tentu saja pendidikan. Keputusan pemerintah untuk meliburkan para peserta didik, memindahkan proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan Work From Home membuat resah banyak pihak. Work From Home atau biasa disingkat WFH yang berarti bekerja dari rumah.

Kebijakan WFH tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN & RB) Nomor 50/2020 tentang Perubahan Kedua atas Surat Edaran Menteri PAN & RB Nomor 19/2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah. Sebagai ASN, guru dalam upaya melaksanakan proses pembelajaran perlu dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring). Terdapat banyak aplikasi yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran berbasis daring, seperti google classroom, google form, aplikasi zoom meeting, google meet dan lain-lain. Namun penggunaan aplikasi pembelajaran seperti google classroom, google meet, dan zoom meeting membutuhkan laptop sebagai penunjang pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik di SD Negeri 02 Mungguk, bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Kesulitan tersebut diantaranya peserta didik tidak bisa  menggunakan laptop, selain itu pemakaian kuota yang boros, dan susah sinyal. Meskipun peserta didik ada yang memiliki Laptop namun Peserta didik tidak bisa selalu menggunakan laptop dikarenakan laptop yang digunakan hanya satu dan digunakan secara bergantian dengan saudara dan orangtua. Pemakaian kuota yang boros dikarenakan penggunaan aplikasi yang digunakan dalam jangka waktu yang lama membuat kuota yang digunakan semakin bertambah. Susah sinyal dikarenakan cuaca yang tidak mendukung seperti mendung dan hujan.

Penulis selaku guru di SD Negeri 02 Mungguk mencoba menggunakan WhatsApp sebagai aplikasi yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran berbasis daring. Aplikasi ini mempunyai banyak fitur yang praktis, efisien dan terjamin keamanannya hanya dengan menggunakan smartphone. Aplikasi whatsApp memiliki banyak fitur salah satunya fitur obrolan grup atau group chat.

Dikutip dari laman Google Play Store untuk aplikasi WhatsApp bahwa WhatsApp Messenger adalah aplikasi gratis untuk pengiriman pesan yang tersedia untuk Android dan ponsel cerdas lainnya. Aplikasi ini dapat dioperasikan menggunakan koneksi internet telepon seperti sambungan 4G, 3G, EDGE, atau Wi-Fi agar pengguna mampu mengirim dan menerima pesan, panggilan, foto, video, dokumen, dan pesan suara. Rohmadi (2016) menyatakan bahwa indikator penggunaan WhatsApp dibagi menjadi 6, yaitu; grup WhatsApp untuk reuni, grup WhatsApp untuk diskusi, mengirim undangan acara, menelepon, berbagi lokasi, dan WhatsApp Web. Adapun indikator penggunaan WhatsApp yang digunakan untuk menunjang pembelajaran berbasis daring dalam makalah ini adalah aplikasi WhatsApp untuk mengirimkan materi pembelajaran baik video maupun file materi serta tugas.

Berdasarkan latar belakang diatas, selaku guru tertarik untuk melakukan  penulisan makalah dengan judul “Efektivitas Penerapan Metode Daring Melalui Aplikasi WhatsApp Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 02 Mungguk Tahun Pelajaran 2020/2021“.

Rumusan masalah

  • Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam tulisan makalah  ini adalah sebagai berikut: 
  • Apakah Penerapan Metode Daring Melalui Aplikasi WhatsApp Efektif Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 02 Mungguk Tahun Pelajaran 2020/2021?.
  • Bagaimana hasil belajar Matematika peserta didik kelas V SD Negeri 02 Mungguk dengan metode pembelajaran Daring melalui aplikasi WhatsApp? 
  •  

Tujuan Penulisan

  • Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka tujuan penulisan ini adalah untuk :
  • Mengetahui Efektivitas Penerapan Metode Daring Melalui Aplikasi WhatsApp  Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas V SD Negeri 02 Mungguk Tahun Pelajaran 2020/2021.
  • Mendeskripsikan penerapan Metode Daring melalui aplikasi WhatsApp serta hasil belajar Matematika peserta didik kelas V SD Negeri 02 Mungguk Tahun Pelajaran 2020/2021. 
  •  
  •  
  •  
  •  

Manfaat Penulisan 

  • Diharapkan penulisan makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, yaitu :
  • Manfaat bagi peserta didik

Hasil penulisan makalah ini dapat dimanfaatkan peserta didik untuk memotivasi diri dalam belajar dimasa Pandemi Covid-19 ini sehingga meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

  • Manfaat bagi guru

Hasil penulisan makalah ini dapat dimanfaatkan guru untuk menyadari keefektivan aplikasi WhatsApp dalam pembelajaran daring sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

  • Manfaat bagi sekolah

Hasil penulisan makalah ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk memperhatikan keefektivan WhatsApp sehingga sekolah dapat membantu dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

BAB II

KAJIAN TEORI

 

A. Belajar dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut pendapat Slameto (2003:2) bahwa “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interakasi dengan lingkungannya”. Dalam pengertian lain (Aunurrahman, 2009: 38) Belajar merupakan segala aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan sikap. Sedangkan menurut Dimyati & Mudjiono (2006:7) bahwa “belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan dilakukan oleh setiap orang. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri” . Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Pengertian di atas sangat berbeda pendapat  Oemar Hamalik, (2006:28) bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, dan bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan terus menerus.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan, bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang kompleks berdasarkan pada pengalaman untuk mengubah tingkah laku suatu  yang berlangsung secara progresif.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil Belajar Siswa - Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.

Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.

Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

3. Jenis-Jenis Hasil Belajar

  • Gagne (dalam Mulyani Sumantri, 2004:16), menyatakan ada lima macam hasil belajar, yaitu sebagai berikut:
  • Keterampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari baca, tulis, berhitung, sampai pada pemikiran yang rumit.
  • Strategi Kognitif, yaitu mengukur cara belajar dan berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk kemampuan memecahkan masalah.
  • Informasi Verbal, pengetahuan dalam informasi dan fakta.
  • Keterampilan Motorik, yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka dan sebagainya.
  • Sikap dan Nilai, berhubungan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian.

4.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Adapun faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor-Faktor Intern

Faktor intern merupakan  faktor yang terdapat dalam diri individu yang sedang belajar. Dalam hal ini terbagi lagi  menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor kelelahan.

  • Faktor Jasmaniah

Pada faktor jasmaniyah terbagi lagi menjadi dua faktor yang berpengaruh dalam proses belajar yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Yang dimaksud Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, maka mereka harus mengusahakan kesehatan badannya dengan cara mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.

Sedangkan yang dimaksud dengan  cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan (Slameto, 2003:55). Keadaan cacat sangat mempengaruhi pembelajaran. Jika hal ini terjadi, maka hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

  • Faktor Psikologis

Di dalam faktor psikologis yang berpengaruh dalam proses belajar adalah: 

a. Inteligensi

Abu Ahmadi (2005:50) menyebutkan bahwa intelegensi sebagai kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Pengetahuan mengenai tingkat kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan membantu guru menentukan apakah siswa mampu mengikuti pengajaran yang diberikan, serta meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah mengikuti pengajaran yang diberikan. Namun prestasi siswa tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemampuan intelektualnya saja. Faktor-faktor lain seperti motivasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan, dan lain-lain perlu dipertimbangkan sebagai faktor lain yang turut mempengaruhinya.

b. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan seseorang yang dipertinggi yang tertuju suatu objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian yang lebih terhadap bahan yang dipelajarinya, misalnya diusahakan bahan pelajaran itu disesuaikan dengan hoby atau bakatnya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar.

c. Minat

Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa kegiatan (Slameto, 2003:57). Jadi belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari saat itu. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasildari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

d. Bakat

Bakat merupakan kemampuan dasar untuk belajar sesuatu. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih, misal seseoarang yang berbakat mengetik ia akan lebih cepat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu. Maka dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bakat akan mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Oleh sebab itu penting bagi guru untuk mengatahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah sesuai bakatnya serta kaitannya dengan bahan pelajaran saat itu.

e. Motivasi

Motivasi belajar yaitu  kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar (Dimyati&Mudjiono, 2006:239). Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya belajar diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam proses belajar harus dapat diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Motivasi tersebut dengan cara memberikan latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan atau menunjang belajar.

  •  Kematangan

Menurut pendapat Slameto (2003:58)kematangan sebagai suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih baik jika seseorang sudah berada dalam tingkat kematangan yang sesuai. Jadi kemajuan baru untuk memilki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

  • Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

  • Faktor Kelelahan

Kelelahan atau kecapean pada seseorang walaupun sulit utuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani . Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah dan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa da variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.

Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut :

  • Tidur cukup
  • Istirahat
  • Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja
  • Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah, misalkan obat gosok
  • Rekreasi dan ibadah yang teratur
  • Olahraga secara teratur
  • Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat lima sempurna
  • Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter, psikiater, konselor dan lainlain.

b. Faktor-Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dalam belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :

  • Faktor Keluarga

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar dampaknya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi berpengaruh besar untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat peranan di atas. Dapatlah dipahami betapa pentingnya keluarga di dalam pendidikan anaknya. Sehingga cara orang tua mendidik anak sangat berpengaruh terhadap belajaranya. Jadi sekecil apapun sikap orang tua tehadap anak maka akan berpengaruh terhadap proses belajar anak.

Selain itu adanya suatu hubungan baik antara kedua orang tua dan anak. Hubungan yang baik yaitu hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk mensukseskan belajar anak. Maka demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

Kemudian supaya anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Ini yang sering menjadi permasalahan, siswa yang dengan keadaan ekonomi yang miskin akan sulit memenuhi itu semua, sehingga ini akan berpengaruh terhadap belajarnya.

  • Faktor Sekolah

Di sekolah terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa, antara lain metode mengajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Sebaliknya guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru dapat meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi siswa untuk belajar. Selain metode juga terdapat kurikulum. Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan (Nasution, 2006:8). Sehingga guru harus bisa menyesuaikan pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku saat itu.

Selain itu ada juga faktor lingkungan sosial siswa di sekolah. Hubungan siswa dengan guru ataupun siswa dengan siswa sangatlah berpengaruh terhadap pembelajaran. Menciptakan hubungan baik antar keduannya akan memberikan pengaruh ynag positif terhadap belajar. Dan yang terakhir adalah sarana dan prasarana belajar. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan pendukung kondisi pembelajaran yang baik. Namun lengkapnya sarana dan prasarana tidak menjamin proses pembelajaran yang baik. Justru di sinilah timbul masalah bagaimana mengelola sarana dan prasarana pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat terselenggara dengan baik.

  • Faktor Masyarakat

Kegiatan yang berada di dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadi anak. Kegiatan ini sangat banyak macamnya sehingga perlu adanya batasan supaya tidak mengganggu kegiatan belajar anak. Selain kegiatan yang ada di masyarakat adalah adanya media massa yang sekarang lebih bebas dinikmati oleh anak harus selalu mendapat kontrol dari orang tua. Karena pengaruh dari mass media sangat besar terhadap belajar anak. Juga agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

Efektivitas Pembelajaran Daring

  • Pengertian Efektivitas
  • Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:374) keefektifan berarti kemanjuran, keberhasilan, keadaan yang berpengaruh. Keefektifan sendiri berasal dari kata efektif yang memiliki arti ada efeknya, manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil. Menurut Agung Wicaksono (dalam Susilo, 2013:3) efektivitas adalah ketercapaian atau keberhasilan suatu tujuan sesuai dengan rencana dan kebutuhan yang diperlukan, baik dalam menggunakan data,sarana maupun waktunya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa efektivitas adalah keberhasilan suatu rencana dalam mencapai tujuan.
  • Menurut Susanto (2014:53) pembelajaran efektif merupakan tolak ukur keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental fisik, maupun sosialnya. Pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif, tercapainya tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Berdasarkan pemaparan diatas, efektivitas pembelajaran adalah keberhasilan suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan.
  • Menurut Wotruba dan Wright (Miarso, 2011:536) ada tujuh indikator yang menunjukan pembelajaran yang efektif. Indikator tersebut adalah (1) pengorganisasian belajar yang baik, (2) komunikasi secara efektif, (3) penguasaan dan antusiasme terhadap materi pembelajaran, (4) sikap positif terhadap peserta didik, (5) pemberian ujian dan nilai yang adil, (6) keluwesan dalam pendekatan pengajaran, (7) hasil belajar peserta didik yang baik. Menurut Bistari (2017:16) pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut memenuhi lima indikator pembelajaran efektif, yaitu (1) pengelolaan pelaksanaan pembelajaran, (2) proses komunikatif, (3) responss peserta didik, (4) aktivitas belajar, (5) hasil belajar. Jika salah satu dari empat indikator tersebut belum mencapai indikator baik, maka pembelajaran tersebut belum dapat dikatakan pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan pemaparan indikator efektivitas pembelajaran diatas, indikator yang diterapkan dalam makalah ini terdiri dari empat indikator, yaitu (1) pengelolaan pelaksanaan pembelajaran atau keterlaksanaan pembelajaran, (2) responss peserta didik, (3) aktivitas belajar, (4) hasil belajar. Penulis memilih empat dari lima indikator yang dipaparkan oleh Bistari karena menurut Penulis pada empat indikator yang peneliti ambil haruslah terjadi proses komunikatif.

 Dalam keterlaksaan pembelajaran agar peserta didik dapat memahami pembelajaran yang disampaikan, guru harus menggunakan bahasa yang komunikatif. Dalam aktivitas belajar peserta didik dibutuhkan proses komunikatif yang baik agar peserta didik paham apa yang diperintahkan sehingga  aktivitas belajar berjalan dengan lancar. Dalam indikator hasil belajar proses komunikatif yang baik dapat mengakibatkan hasil belajar yang baik. Apabila proses komuikatif terjadi pada pembelajaran, maka respons peserta didik terhadap pembelajaran yang direncanakan guru akan baik. Berikut penjelasan empat indikator dalam penelitian ini  menggunakan whatsapp.


  • Pengertian Pembelajaran Daring
  • Menurut Moore, Dickson-Deane,  &  Galyen  (2011) Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al (2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa/peserta didik dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. 2017).
  • Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Perguruan tinggi pada masa WFH perlu melaksanakan penguatan pembelajaran secara daring (Darmalaksana, 2020). Pembelajaran daring dibutuhkan dalam pembelajaran di era revolusi industri 4.0 (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E., 2019).
  •  

Pembelajaran Daring menggunakan WhatsApp

Pengertian WhatsApp

  • WhatsApp Messenger merupakan bagian dari sosial media. Sosial media merupakan aplikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap penggunanya dapat saling berbagi berbagai macam konten sesuai dengan fitur pendukungnya. Al Saleem menambahkan bahwa dalam WhatsApp Messenger terdapat WhatsApp Group yang mampu membangun sebuah pembelajaran yang menyenangkan terkait berbagai topik diskusi yang diberikan oleh pengajar.
  • Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa WhatsApp adalah aplikasi berbasis internet dengan fitur whatsapp group yang dapat saling berbagi berbagai macam konten sesuai dengan fitur pendukungnya untuk membangun sebuah pembelajaran yang menyenangkan.

Kelebihan WhatsApp

  • Cara Penggunaannya Mudah
  • WhatsApp mudah digunakan bagi pengguna baru sekalipun. Anda hanya cukup mendaftarkan nomor telepon Anda agar bisa menggunakan WhatsApp.
  • Nomor Telepon Tersinkron Secara Otomatis
  • Anda tidak perlu memasukkan kontak teman Anda satu per satu ke Whatsapp karena semua nomor telepon pada smartphone Anda akan otomatis tersinkron dan langsung masuk ke WhatsApp. Anda cukup cari nama teman Anda di WhatsApp tanpa perlu menambahkannya kembali.
  • Bisa Backup Chat/Obrolan
  • Jika Anda akan mengganti smartphone baru, Anda bisa mem-backup/mencadangkan obrolan WhatsApp Anda. Dengan begitu, Anda tidak akan kehilangan obrolan WhatsApp Anda yang berada di smartphone lama.
  • Menggunakan Koneksi Internet
  • Untuk bisa menggunakan WhatsApp, Anda membutuhkan koneksi internet. Tentunya cara ini lebih hemat dari penggunaan SMS yang membutuhkan pulsa.
  • Dapat Membatalkan Pengiriman Pesan
  • Anda dapat membatalkan pengiriman pesan Anda baik pada personal maupun group chat dengan cara mengetuk opsi “Delete for Everyone”. Jadi, pesan yang Anda batalkan tidak akan dibaca oleh penerima.
  • Informasi Pribadi dapat Disembunyikan
  • Anda dapat menyembunyikan informasi pribadi Anda seperti status dan juga foto profil dari pengguna lain. Bukan hanya itu saja, Anda dapat menyembunyikan status last seen Anda serta read receipts Anda sehingga pengguna lain tidak akan tahu kapan terakhir Anda online serta apakah Anda sudah baca pesan mereka atau belum. Tapi, perlu Anda ingat, Anda juga tidak akan bisa melihat status last seen dan read receipts milik orang lain juga.

 

C. Pembelajaran  Matematika Sekolah Dasar

1. Pengertian Matematika

  • Dalam Kamus Bahasa Indonesia Besar Indonesia  ( 1990: 566 ) “ matematika adalah ilmu tentang  bilangan-bilangan , hubungan antara bilangan, prosedur operasional  yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan”. Menurut Wales ( 2009: 1 ) “ matematika  adalah bahasa simbolis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuatitatif dan keruangan, yang memudahkan manusia berpikir dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari”.
  • Pada saat proses pembelajaran matematika, seorang  guru akan mengajarkan pembelajaran matematika kepada siswanya harus mengetahui objek yang akan di sampaikan tentang matematika. Selama ini siswa hanya tahu matematika adalah merupakan satu pembelajaran yang berhubungan dengan perkalian, penjumlahan, pembagian dan pengurangan yang selalu berhubungan dengan angka-angka. Sampai-sampai masih banyak siswa dan para guru yang belum mengetahui serta  memahami  apa itu matematika.
  • Ada beberapa ahli mendefenisikan pengertian matematika sebagai berikut. Menurut  Andi Hakim Nasution ( dalam Karso dkk, 2008: 1.39 ) mengatakan bahwa  “ istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “ mathein” atau “manthenein”  yang artinya “mempelajari”, namun kata itu ada hubungan dengan kata Sansekerta  “medha” atau “widya” yang artinya “kepandaian”, “pengetahauan“, atau “intelegensi”.
  • Ruseffendi seorang ahli matematika  ( dalam Karso dkk 2008: 1.39 ) berpendapat bahwa  “Matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefenisikan, defenisi-defenisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil dimana dalil-dalil setelah di buktikan kebenarannya berlaku secara umum  karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif”.
  • Reys ( dalam Karso dkk, 2008: 1.40 ) mengungkapkan bahwa  “Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat”. Sedangkan menurut Kline ( dalam Karso dkk, 2008: 1.39 ) mengungkapkan bahwa “metematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia memahami, menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”.
  • Berdasarkan pernyataan para ahli matematika tersebut dapat dikatakan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan peneleah bentuk atau struktur yang abstrak dan berhubungan antara hal itu. Untuk memahami struktur dan hubungan-hubungannya di perlukan penguasaan tentang konsep yang terdapat dalam matematika.
  • Matematika juga disebut ilmu deduktif, karena isi maupun metode pencarian kebenaran  dalam matematika, berbeda dengan ilmu pengetahuan umum lainnya. Metode pencarian kebenarannya yang dapat dipakai oleh matematika adalah metode deduktif. Dalam mencari kebenaran itu boleh di mulai dengan cara induktif,tetapi seterusnya harus generalisasi yang benar untuk semua keadaan yang di buktikan secara deduktif. Sebegai mana yang di kemukakan oleh Heman Hudoyo ( dalam Karso dkk,2008: 1.41 )secara singkat mengemukakan bahwa  “matematika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalaran deduktif”.
  • Matematika merupakan angka-angka perhitugan yang merupakan bagian dari hidup manusia. Tambunan ( dalam Karso dkk, 2008: 142 ) mengemukakan bahwa “matematika adalah pengetahuan mengenai kuantiti dan ruang,salah satu cabang dari sekian banyak ilmu yang sistematis, teratur dan abstrak”. Dari penjelasan yang di paparkan tersebut dapat kita ketahui bahwa matematika adalah pengetahuan  atau ilmu mengenai logika dan problem-problem menarik. Matematika membahas problem ruang dan bentuk matematika adalah ratunya ilmu.
  • Fungsi  Matematika
  • Menurut Ahmat Djauzak  ( 1994: 92 ) berpendapat “ Pembelajarn matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman yang dapat membantu menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari”. Dari pendapat tersebut, matematika berfungsi sebagai ilmu pengetahuan yang mampu meningkatkan daya berpikir manusia dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada sehari-hari. Dengan belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan perserta didik yang berhubungan dengan bilangan dan simbol-simbol serta akan mengalami perkembangan.
  • Selain itu Menurut Russeffendi (Siti Ummu Kultsum, 2009:2), beberapa kegunaan belajar matematika yaitu: 1) dengan belajar matematika kita mampu berhitung dan mampu melakukan perhitungan-perhitungan lainnya, 2) matematika merupakan persyaratan untuk beberapa mata pelajaran lainnya, 3) dengan belajar matematika perhitungan menjadi lebih sederhana dan praktis, 4) dengan belajar matematika diharapkan kita mampu menjadi manusia yang berpikir logis, kritis, tekun, bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan persoalan.

     3. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Tujuan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar Kurikulum 2013 adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

  •   Memahami konsep dan menerapkan prosedur matematika dalam kehidupan sehari-hari;
  •   Melakukan operasi matematika untuk penyederhanaan, dan analisis komponen yang ada;
  •   Melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan dan memverifikasinya;
  •   Memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
  •   Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. Secara lebih khusus mata pelajaran matematika diajarkan untuk tujuan membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.

  • 4. Ruang Lingkup Materi Matematika di Sekolah Dasar

Dalam Kurikulum 2013 yang direvisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Tahun 2016 menjelaskan bahwa mata pelajaran Matematika pada satuan  pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

  • Bilangan
  • Geometri dan pengukuran
  • Statistika
  • Adapun  Peta Materi pada Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menurut Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

Ruang Lingkup

Kelas

I

II

III

Bilangan

  • Bilangan cacah sampai dengan 99
  • Nilai tempat dari bilangan dua angka.
  • Urutan Bilangan
  • Penjumlahan dan pengurangan bilangancacah sampai dengan 99
  • Pola bilangan
  • Lambang bilangan
  • Nilai tempat
  • Membandingkan dan mengurutkan bilangan
  • Penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 999
  • Perkalian dan pembagian sampai 100
  • Pecahan sederhana

  • Sifat operasi hitung pada bilangan cacah
  • Penyajian bilangan pada garis bilangan
  • Bilangan sebagai jumlah, selisih, hasil kali, atau hasil bagi dua bilangan cacah
  • Pecahan sebagai bagian dari keseluruhan
  • Penjumlahan dan pengurangan Pecahan berpenyebut sama

Geometri dan Pengukuran

  • Bangun ruang dan bangun datar sederhana
  • Pengubinan sederhana
  • Satuan tidak baku (panjang dan berat)
  • Ukuran panjang, berat, lamanya waktu, dan suhu
  • Letak/posisi dan jarak suatu tempat
  • Ruas garis
  • Bangun datar, bangun ruang sederhana dan ciri-cirinya
  • Pola barisan bangun datar dan bangun ruang
  • Uang
  • Satuan baku (panjang, berat,waktu)


  • Lama waktu suatu kejadian
  • Satuan baku (panjang, berat, waktu)
  • Satuan tidak baku (luas bidang datar dan volume)
  • Simetri (lipat dan putar)
  • Keliling Bangun Datar (persegi, persegipanjang, segitiga)
  • Unsur dan sifat – sifat bangun datar

Statistika


  • Data tunggal sederhana
  • 5. Teori Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
  • Teori Bruner
  • Bruner menekankan setiap individu mengalami dan mengenal peristiwa atau benda dalam pikirannya tentang suatu peristiwa atau benda yang dialami dan di kenalnya. Bruner ( dalam Karso dkk, 2008: 1.12 ) proses belajar tersebut di bagi menjadi Tiga Tahap yaitu sebagai berikut :
  • Tahap Enaktif ( tahap kegiatan )

Pada tahap ini anak masih dalam gerak reflek dan coba-coba belum harmonis. Istilah memanipulasi, menyusun, menjejer, mengutak-ngatik dan bentuk-bentuk gerak lainnya.

  • Tahap Ikonik ( tahap gambar bayangan )

Pada ahap ini anak telah mengubah,manandai dan menyinpan peristiawa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikiran tentang benda atau peristiwa yang dialami atau di kenalnya pada tahap enaktif, walauppn peristiwa itu telah berlalu atau benda real itu tidak lagi berada di depannya.

  • Tahap Simbolik

Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Apabila ia berjumpa dengan suatu simbol maka bayangan mental yang ditandai oleh simbol itu akan dapat dikenalnya kembali.

  • Berdasarkan tiga tahap belajar yang telah dipaparkan tersebut dapat di simpulkan bahwa untuk memudahkan pemahaman dan keberhasilan anak dalam pembelajaran matematika haruslah secara bertahap.
  • Teori Jean Piaget
  • Teori belajar Piaget sering juga disebut teori perkembangan mental anak atau teori tingkat perkembangan berpikir anak. Jean Piaget (dalam Mulyani Sumantri dkk, 2007: 1.15) membagi tahap berpikir anak menjadi Empat Tahap yaitu sebagai berikut.
  • Tahap sensorik motorik ( usia kurang dari 2 tahun )
  • Tahap pra operasional ( usia 2-7 tahun )
  • Tahap operasional konkret ( usia 7-12 tahun )
  • Tahap operasional formal ( usia 12 tahun – dewasa )

Berdasarkan tahap perkembagan anak menurut Piaget,  guru sebaiknya mengajar mengunakan media pembelajaran yang konret serta memberikan contoh-contoh yang bisa ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARING 

DI SD NEGERI  02 MUNGGUK

 

  • Perencanaan Pembelajaran
  • Perencanaan Pembelajaran yang disusun oleh penulis menyesuaikan situasi dan kondisi di masa pandemi Covid 19 ini. Adapun hal-hal yang dipersiapkan adalah sebagai berikut:
  • Mengidentifikasi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
  • Menyusun RPP
  • Menyiapkan materi sesuai RPP yang akan disampaikan melalui aplikasi WhatsApp
  • Menyiapkan Media Pembelajaran
  • Menyusun Lembar Penilaian

  • Pelaksanaan Pembelajaran

Proses Pembelajaran di Kelas V SD Negeri 02 Mungguk sampai dengan saat ini yang sudah memasuki akhir Tahun Pelajaran 2020/2021 dilaksanakan dengan Metode Daring (dalam jaringan).  Dari sekian jenis Aplikasi pembelajaran Daring, yang diterapkan di Kelas V SD Negeri 02 Mungguk lebih dominan dengan Aplikasi WhatsApp.  Karena aplikasi ini dirasakan lebih mudah untuk dioperasikan baik oleh guru maupun siswa. Di samping itu, materi dan tugas yang disampaikan guru jika tidak dapat dibuka oleh siswa secara bersamaan karena kendala sinyal maupun kuota, maka siswa dapat membuka pada waktu yang berselang atau waktu yang berbeda, yang terpenting materi dan tugas yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh seluruh siswa.

Pada makalah ini kami deskripsikan salah satu Materi Pembelajaran Matematika yang kami ajarkan kepada siswa Kelas V sesuai dengan RPP yang telah disusun. Adapun langkah-langkah pembelajaran Daring melalui aplikasi WhatsApp yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Guru mengunggah atau mengirimkan materi melalui aplikasi WhatsApp. Adapun materi sebagai berikut:
  • Kubus

Kubus merupakan salah satu jenis bangun datar yang memiliki 6 sisi, 8 titik sudut dan juga 12 rusuk. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini dengan seksama.

Rusuk dari kubus di atas adalah : AB,BC,CD,AD,EF,FG,GH,EH

       Sisi dari kubus di atas adalah     : ABCD,EFGH,ABFE,DCGH,BCGF,    ADHE

       Titik sudutnya adalah                 : A,B,C,D,E,F,G,H

Diagonal sisinya adalah             : AF,BE,BG,CF,CH,DG,AH,DE,AC,

                                                     BD, EG, FH

Diagonalnya ruangnya adalah    : HB,DF,AG,CH

Bidang diagonalnya adalah        : BCHE, AFGD,ABGH,CDEF,DBFH,              ACGE

Berdasrakan Komponen tersebut, Kubus memiliki sifat yang mirip dengan balok, bedanya sisi Kubus berbentuk persegi dan 3 pasang bidang sejajarnya sama dan sebangun.

Sisi Sejajar pada Kubus:

Sisi ADHE sejajar dengan sisi BCGF. sisi yang sejajar memiliki jarak sama setiap titiknya begiti juga sisi ABCD sejajar dengan sisi EFGH dan sisi ABFE sejajar dengan sisi DCGH.

Untuk menghitung volume kubus yakni: Luas Alas x tinggi karena Luas alasnya berbentuk persegi maka menjadi S x S sehingga menjadi S x S x t. Dan ternyata t kubus sama dengan panjang sisi kubus. Sehingga t kubus bisa di ganti dengan s. Maka rumus Volume Kubus menjadi S x S x S atau S 3

Untuk lebih rincinya yakni:
Volume Kubus = Luas alas x tinggi
Volume Kubus = S x S (karena alasnya persegi) x tinggi kubus
Volume Kubus = S x S x S (karena t kubus = S persegi).

2. Balok

Balok merupakan salah satu dari bangun ruang yang hampir mirip dengan kubus hanya saja alasnya biasanya berbentuk persegi panjang. Sama halnya dengan Kubus, bangun Balok ini memiliki 6 buah sisi, 8 titik sudut dan 12 buah rusuk. Untuk lebih jelasnya kita amati gambar balok di bawah ini !

 

 

 

 

 

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Balok:

Mempunyai 6 buah sisi yangberbentuk persegi panjang antara lain: ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, ADHE dan BCGF.

Mempunyai 12 buah rusuk antara lain: AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, BF, CG, dan DH.

Mempunyai 8 titik sudut yaitu: A, B, C, D, E, F, G, dan H.

Untuk menghitung volume sebuah kubus mudah saja hanya Luas alas x tinggi, atau karena alasnya berbentuk persegi panjang maka luasnya p x l sehingga volume balok menjadi: P x l x t.

Kegiatan selanjutnya adalah:

  • Siswa menerima materi yang telah dikirim guru melalui WhatsApp;
  • Guru memberikan penjelasan tentang materi melalui video yang telah disiapkan sebelumnya, selanjutnya mengirimkan video tersebut kepada siswa.;
  • Siswa membuka dan mempelajari video pembelajaran yang berikan guru;
  • Siswa mengajukan pertanyaan melalui Whats App jika ada yang belum dipahami. Dan guru memberikan penjelasan dan penguatan.

  • Pelaksanaan Evaluasi
  • Setelah pembelajaran melalui Daring selesai dilaksanakan. Selanjutnya guru memberikan tugas / soal yang harus dikerjakan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana materi yang disampaikan dapat diserap atau dipahami oleh siswa.
  • Guru mengirimkan soal yang harus dikerjakan siswa, dan mengirimkan lagi tugas tersebut kepada guru.
  • Soal :
  • Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 6 cm. Maka volume kubus tersebut adalah . . . cm³.
  • A.36
    B.64
    C.96
    D. 216

2. Volume sebuah kubus adalah 2.744 cm3. Maka panjang rusuk sebuah kubus adalah … cm.

A.12
B.14
C.22
D. 24

3. Sebuah bak penampungan air berbentuk kubus dengan panjang rusuk 90 cm. Maka volume bak mandi tersebut adalah . . . liter.

A.81
B.729
C.81.000
D. 729.000

4. Sebuah balok memiliki panjang 12 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm.  Maka volume balok tersebut adalah . . . cm³.

A.420
B.480
C.620
D. 640

5. Sebuah peti penyimpanan memiliki panjang 15 dm, lebar 5 dm dan tinggi 6 dm. Maka volume dari peti penyimpanan tersebut adalah ..…dm³

A. 350
B. 400
C. 450
D. 500

6. Sebuah bak penampungan air memiliki luas alas 68 dm persegi. Apabila tinggi bak penampungan tersebut 20 dm. Maka volume bak tersebut adalah … liter.

A. 136
B. 1.360
C. 13.600
D. 136.000

7. Tentukan berapakah volume Kubus di bawah ini.

8. Tentukan berapakah volume Balok di bawah ini.

  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  • Pemberian Nilai
  • Guru memberikan penilaian dari tugas yang dikerjakan oleh siswa. Hasil penilaian disajikan pada tabel berikut.


  • Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Tugas Pelajaran Matematika
  • Kelas V SDN 02 Mungguk

No urut absen

Perolehan skor

Keterangan

Tuntas

Tidak tuntas

1

80

2

65

3

50

4

80

5

70

6

55

7

70

8

75

9

50

10

80

11

55

12

65

13

85

14

55

15

85

16

50

17

80

18

50

19

80

Jumlah skor

1280

Rata-rata

67.37

Penerapan metode Daring melalui WhatsApp berpengaruh positif dalam hal mengatasi kondisi pembelajaran di tengah pademi Covid 19 ini. Hal ini berdasarkan  data hasil pemberian tugas bahwa jumlah yang diperoleh siswa adalah 1.280 dengan rata-rata kelas sebesar 67,37.

Demikian juga dari segi ketuntasan belajar, bahwa jumlah siswa yang tuntas pada materi Kubus dan Balok seperti yang tertera pada diagram berikut:

  • Diagram .1.1 Jumlah Siswa Tuntas Pelajaran Matematika 
  • Kelas V SDN 02 Mungguk
  •             Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (tuntas) adalah berjumlah 12 siswa dan yang belum tuntas mencapai 7 siswa.
  •             Selanjutnya secara prosesntase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM  dapat disajikan pada  pada tabel berikut:

 

 

 

 

Tabel 1.2

Prosentase Ketuntasan Belajar  Siswa 

Hasil Pemberian Tugas

Pelajaran Matematika  Kelas V SDN 02 Mungguk

No

Ketuntasan Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah siswa

Persentase

1.

Tuntas

12

63,15%

2.

Belum Tuntas

7

36,85%

Jumlah

19

100%

 

Berdasarkan tabel 1.2 di atas diketahui bahwa dari 19 siswa yang ada di kelas V SD Negeri 02 Mungguk,  siswa yang tuntas mencapai 12 orang (63,15%). Dengan demikian pembelajaran dengan metode daring dengan media Aplikasi WhatsApp  dinilai sebagai metode yang cukup efektif untuk mengatasi kepakuman belajar dimasa pandemi Covid 19. Meskipun tidak seefektif dengan belajar tatap muka.

 

BAB V

PENUTUP

 

  • Kesimpulan 

Berdasarkan Deskripsi hasil pembelajaran yang telah dipaparkan pada Bab III dapat disimpulkan sebagai berikut :

  • Pelaksanaan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V dengan metode Daring menggunakan Aplikasi WhatsApp dinilai cukup efektif sebagai alternatif menggantikan belajar tatap muka di masa pandemi Covid 19.
  • Kemampuan siswa kelas V memahami materi Kubus dan Balok melalui metode Daring menggunakan Aplikasi WhatsApp yaitu 12 siswa (63,15%) Tuntas dan 7 siswa (36,85%) belum tuntas.
  •  Saran
  • Berdasarkan paparan tentang Pelaksanaan Pembelajaran Matematika pada siswa kelas V dengan metode Daring menggunakan Aplikasi WhatsApp dapat disarankan pada rekan-rekan guru hendaknya mencoba menerapkan Aplikasi WhatsApp  karena cukup efektif membangkitkan aktivitas belajar siswa di masa pandemi Covid 19.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim Fathani. (2009). Matematika Hakikat dan Logika. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Ahmad Djauzak. ( 1994 ). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di   SD. Jakarta: Depdikbud.

Asep Jihat, dkk. ( 2008 ). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: jakarta. Multi Presssindo

Azhar arsayad. (2010 ). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajawali Press

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Indonesia Pusat Bahasa Edisi IV. Jakarta: Gramedia Utama.

Djamara, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Febriani, Cholidia., Rosyidi, A.H. 2013. Identifikasi Penalaran Induktif Peserta didik Dalam Memecahkan Masalah Matematika. Jurnal UNESA

H. Rayandra Asyahar. ( 2011) Kreatif Mengembangkan Medi Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada

Karso, dkk. (2008 ). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka

Nyimas Aisyah. ( 2008 ). Pengembangan Pembelajaran Matematika sekolah 

            Dasar. Jakarta: Depdiknas

Nana Sudjana. ( 2010 ). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung:  

            Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shadiq, Fadjar. (2009). Model-Model Pembelajaran Matematika . Jakarta: Nurul Hidayah. Depdiknas.

 

 

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun