Pada faktor jasmaniyah terbagi lagi menjadi dua faktor yang berpengaruh dalam proses belajar yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Yang dimaksud Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagianya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, maka mereka harus mengusahakan kesehatan badannya dengan cara mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.
Sedangkan yang dimaksud dengan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan (Slameto, 2003:55). Keadaan cacat sangat mempengaruhi pembelajaran. Jika hal ini terjadi, maka hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
- Faktor Psikologis
Di dalam faktor psikologis yang berpengaruh dalam proses belajar adalah:
a. Inteligensi
Abu Ahmadi (2005:50) menyebutkan bahwa intelegensi sebagai kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Pengetahuan mengenai tingkat kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan membantu guru menentukan apakah siswa mampu mengikuti pengajaran yang diberikan, serta meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah mengikuti pengajaran yang diberikan. Namun prestasi siswa tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemampuan intelektualnya saja. Faktor-faktor lain seperti motivasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan, dan lain-lain perlu dipertimbangkan sebagai faktor lain yang turut mempengaruhinya.
b. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan seseorang yang dipertinggi yang tertuju suatu objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian yang lebih terhadap bahan yang dipelajarinya, misalnya diusahakan bahan pelajaran itu disesuaikan dengan hoby atau bakatnya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar.
c. Minat
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa kegiatan (Slameto, 2003:57). Jadi belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari saat itu. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasildari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
d. Bakat
Bakat merupakan kemampuan dasar untuk belajar sesuatu. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih, misal seseoarang yang berbakat mengetik ia akan lebih cepat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu. Maka dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bakat akan mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Oleh sebab itu penting bagi guru untuk mengatahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah sesuai bakatnya serta kaitannya dengan bahan pelajaran saat itu.