e. Motivasi
Motivasi belajar yaitu kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar (Dimyati&Mudjiono, 2006:239). Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya belajar diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam proses belajar harus dapat diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik. Motivasi tersebut dengan cara memberikan latihan-latihan/kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan atau menunjang belajar.
- Kematangan
Menurut pendapat Slameto (2003:58)kematangan sebagai suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajar akan lebih baik jika seseorang sudah berada dalam tingkat kematangan yang sesuai. Jadi kemajuan baru untuk memilki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
- Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.
- Faktor Kelelahan
Kelelahan atau kecapean pada seseorang walaupun sulit utuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani . Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah dan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama/konstan tanpa da variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatiannya.
Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Tidur cukup
- Istirahat
- Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja
- Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah, misalkan obat gosok
- Rekreasi dan ibadah yang teratur
- Olahraga secara teratur
- Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, misalnya yang memenuhi empat sehat lima sempurna
- Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter, psikiater, konselor dan lainlain.
b. Faktor-Faktor Ekstern
Faktor ekstern merupakan faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dalam belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu :
- Faktor Keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar dampaknya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi berpengaruh besar untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Melihat peranan di atas. Dapatlah dipahami betapa pentingnya keluarga di dalam pendidikan anaknya. Sehingga cara orang tua mendidik anak sangat berpengaruh terhadap belajaranya. Jadi sekecil apapun sikap orang tua tehadap anak maka akan berpengaruh terhadap proses belajar anak.
Selain itu adanya suatu hubungan baik antara kedua orang tua dan anak. Hubungan yang baik yaitu hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk mensukseskan belajar anak. Maka demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.
Kemudian supaya anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar. Ini yang sering menjadi permasalahan, siswa yang dengan keadaan ekonomi yang miskin akan sulit memenuhi itu semua, sehingga ini akan berpengaruh terhadap belajarnya.
- Faktor Sekolah