Mohon tunggu...
Em Fardhan
Em Fardhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

I'm not a good person, but I'll try.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Itidraj

17 Desember 2022   14:32 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:37 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasanya seperti mimpi. Berkali-kali Bardi mengucek mata. Mencoba memastikan. Ternyata benar-benar terjadi.

Saat itulah Bardi menjadi girang luar biasa. Dendam-dendam masa-masa miskin ia tumpahkan. Mulai dari makan enak, pergi ke tempat-tempat mahal, menikmati wanita-wanita cantik semaunya, juga menyuruh-nyuruh anak buahnya semaunya. Singkat kata apa yang pernah ia pikirkan selama masa-masa miskin ia tuntaskan sepuasnya.

Namun, tampaknya itu tak membuat Bardi merasa cukup. Kesenangan yang kini direngkuhnya, yang dulu diimpi-impikannya lambat lain menjadi biasa saja. Menjadi hambar. Ia masih merasa haus. Seakan dahaga belum terlampiaskan semuanya.

Membuat malu keluarga Marni sudah ia lakukan. Menghukum orang -orang yang selama ini menghinanya pun sudah ia kerjakan. Namun, ia masih merasa ada yang kurang.

'Barangkali jika aku tambah 10 kali lipat kesenangan ini pasti aku akan puas,' batinnya.

Ia pun meminta Jinlay mengabulkan permintaannya lagi. Karena ia masih punya dua permintaan. Bardi meminta bahwa kesenangan saat ini ia dapat menjadi 10 kali lipat. Tak hanya itu. Ia pun berkata bahwa semuanya harus mengejar-ngejarnya. Ia ingin balas dendam dengan paripurna. Tak hanya kepada orang-orang. Tetapi keadaan apa yang selama ini ia impikan ikut tunduk kepadanya. Termasuk harta dan tahta.

Jinlay agak terkejut mendengar permintaan ekstrim Bardi. Tapi untuk berdebat dengannya ia merasa enggan. Akhirnya dengan berat hati ia kabulkan.

Cling!

Keajaiban pun terjadi.

Semua kesenangan Bardi bertambah 10 kali lipat. Harta, tahta, maupun wanita-wanita tumpah ruah dalam hidupnya.

Ia girang bukan main. Tampaknya ia sudah cukup puas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun