Bardi tidak memperdulikan tingkahnya yang konyol. Misinya kali ini mesti bisa memanfaatkan jin itu dengan baik.
"Aku minta harta, tahta, dan wanita, bisa?" Bardi tak mau bertele-tele lagi.
"Oh, tentu, Boskuh. Sik sik, sebentar, tapi jangan, deh, saranku. Jangan minta itu." Jawab Jin.
"Kenapa?" kejar Bardi.
"Jangan pokoknya, Bos, ngeyel amat, sih, elah."
"Kenapa! Kalau nggak ngomong tampol bolak-balik, nih!" bentak Bardi sembari bersiap mengeluarkan ajian tapak saktinya.
"Eh, iya, iya, ih, ga sabaran, ih. Sebel. Dasar cowok, suka maksa."
"Cepat katakan!"Â
"Sabar, Mase! Jadi gini ...."
Jinlay menceritakan bahwa sebelumnya ia pernah bertemu dengan orang-orang semacam Bardi. Yakni selalu minta kepadanya harta. Atau kalau nggak tahta dan wanita. Dan semuanya justru membawa musibah pada akhirnya. Saat permintaan yang dikabulkan jin itu gagal membuat pemintanya bahagia, otomatis ia akan kembali terperangkap ke dalam botol. Untuk itulah Jinlay mewanti-wanti agar ia tidak minta itu. Selain untuk kepentingan dirinya agar ia tak masuk ke botol lagi, juga agar manusia tidak menderita akibat apa yang ia beri.
"Hmmm, jadi begitu?" tukas Bardi sembari bersungut-sungut. Mencoba mencerna cerita Jinlay.