Mohon tunggu...
Elsa Fy
Elsa Fy Mohon Tunggu... Administrasi - :)

reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Laila

16 September 2018   10:16 Diperbarui: 30 Desember 2018   18:08 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : unsplash.com/@thomaskinto

Semua kejadian hari ini rupa-ruapanya sekenario indah yang ditulis tuhan yang diperankan oleh adik-adik tercintaku. Mereka sengaja membuatku berdandan dengan alasan ada acara dikampusnya Rara. Jauh-jauh hari mereka mempersiapakan acara lamaran ini tanpa sepengetahuan ku. 

Hari ini sungguh aku tidak bisa berkata-kata, air mataku jatuh ketika Uwak Ramlan kakaknya ibu sebagai waliku menerima pinangan dari keluarga Faisal dan langsung menetapkan tanggal ijab kabul.

30 September 1995

Hari ini setelah empat hari empat puluh malam aku kembali menjenguk kak Laila yang telah beristrahat di keabadian , didalam tanah diantara kuburan ayah dan ibu. Sekarang aku yang akan menggantikan posisi kak Laila menjaga, membesarkan, menyekolahkan Rara dan Tomi adik-adik kesayangan kita. Akan kupastikan mereka tiada kurang suatu apapun. Jika takdir mengizinkan aku akan menikahkan adik-adik kesayangan. Maafkan Tiara yang sudah lancang membaca buku catatan kak Laila, aku tidak sengaja menemukannya dibawah kasur tempat Kak Laila tidur. 

Kehidupan memang aneh, dulu aku pikir melihat kak Laila akan hidup  bahagia dengan Kak Faisal, karena toh tinggal menghitung jam lagi kalian akan ijab kabul. 

Takdir memang tidak begitu manis untuk Kak Laila, Kak Faisal laki-laki yang akan mengucapkan janji untuk menjadi pendamping kakak kecelakaan. Seperti drama sinetron memang. Mobilnya dilindes truk kelapa sawit, Kak Faisal meninggal ditempat darahnya mengalir deras dijalanan. Sederas tangisan kak Laila. Setelah kejadian itu jiwa kakak tidak lagi sanggup menghadapi duka. 

Kakak jadi mainan anak-anak sekitar rumah.  Kakak sering keluar tanpa selehai benang, menangis, meraung tanpa tahu sebabnya. Hingga disuatu subuh yang dingin Kak Laila meninggalkan aku dan adik-adik dalam diam dan dingin. Kak Laila meninggal di subuh yang sepi.

Hari ini aku menulis di buku catatan kakak. Buku catatan kakak telah selesai kubaca. Tidak lama lagi aku akan menyusul kakak. Ada yang ingin kuceritakan " Akulah yang telah membunuh calon suami kakak, sopir truk itu pacar saya. Aku melakukan ini semua untuk kebahagian ayah dan ibu yang telah kakak bunuh"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun