Pemahaman Simbolis terhadap Agama: Seperti beberapa tarekat sufi lainnya, Tarekat Sammaniyah sering mendekati ajaran Islam dan sufi secara simbolis. Mereka mencari pemahaman mendalam melalui simbolisme dan makna tersembunyi dalam ajaran-ajaran agama.
Pentingnya Kasih Sayang dan Kemanusiaan: Tarekat Sammaniyah menekankan pentingnya kasih sayang, kebaikan, dan empati terhadap sesama manusia. Mereka percaya bahwa kasih sayang adalah sifat ilahi yang harus tercermin dalam perilaku manusia.
Tarekat Tinajiyah
Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad al Tijani (1150-1230 H/1737-1815) yang lahir di 'Ain Madi, Aljazair Selatan, 119 dan meninggal di Fez, Maroko, dalam usia 80 tahun. Syaikh Ahmad Tijani diyakini oleh kaum tarekat Tijaniyah sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak karomah (keramat), hal tersebut didukung oleh faktor geneologis, tradisi keluarga dan proses penempaan dirinya.
Konsep pemikiran tarekat tinajiyah:
Tawhid (Kesatuan Allah): Tawhid adalah konsep utama dalam Tarekat Tinajiyah, sebagaimana dalam kebanyakan tarekat sufi. Para murid diajarkan untuk memahami dan mengalami kesatuan Allah dalam segala hal. Keyakinan akan kesatuan Allah adalah pondasi dari praktik-praktik spiritual dalam tarekat ini.
Dzikir dan Meditasi: Dzikir, atau pengingatan Allah, merupakan praktik utama dalam Tarekat Tinajiyah. Para murid melakukan dzikir secara teratur dengan tujuan mencapai kesadaran spiritual yang mendalam dan mendekatkan diri kepada Allah. Meditasi dan kontemplasi juga ditekankan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang keberadaan dan kehadiran Ilahi.
Hubungan Guru-Murid: Hubungan yang erat antara guru spiritual dan murid sangat penting dalam Tarekat Tinajiyah. Para murid diharapkan mematuhi nasihat dan petunjuk guru mereka. Hubungan ini dianggap penting untuk membimbing murid menuju pemahaman spiritual yang lebih dalam.
Penyucian Diri dan Penyerahan Total kepada Allah: Para murid diajarkan untuk membersihkan hati dan jiwa mereka dari sifat-sifat negatif seperti iri hati, kebencian, dan keserakahan. Mereka juga diajarkan untuk menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah, menerima segala ujian dan cobaan dengan kesabaran dan penuh keikhlasan.
Kesederhanaan dan Kehidupan Sederhana: Para anggota Tarekat Tinajiyah diharapkan hidup dengan sederhana, menjauhi keserakahan dan kemewahan duniawi. Mereka memandang kesederhanaan sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga fokus spiritual.
Pengabdian kepada Kemanusiaan: Tarekat Tinajiyah menekankan pentingnya berbuat baik kepada sesama manusia. Para murid diharapkan untuk membantu orang yang membutuhkan dan berperan aktif dalam membantu masyarakat, menjalani hidup dengan penuh kasih sayang dan empati.