Pemikiran dan ide spiritual Syaikh Abdul Qadir al Jilani terhadap tarekat Qodiriyah:
1. Tawhid (Kesatuan Allah): Tarekat Qadiriyyah memandang tawhid, yaitu keyakinan akan kesatuan Allah, sebagai konsep sentral. Para anggotanya didorong untuk memahami dan mengalami kesatuan Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka.
2. Dzikir dan Meditasi: Anggota Tarekat Qadiriyyah melakukan dzikir (pengingatan Allah) secara teratur. Dzikir dilakukan dengan merenungkan nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Aktivitas dzikir ini bertujuan untuk mencapai kontemplasi spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Ketaatan kepada Guru Spiritual: Tarekat ini menekankan pentingnya hubungan antara murid dan guru spiritual. Para murid diharapkan tunduk kepada nasihat dan bimbingan guru mereka. Ketaatan kepada guru dianggap sebagai jalan menuju pemahaman spiritual yang lebih dalam.
4. Penyerahan Diri (Taslim): Anggota Tarekat Qadiriyyah diajarkan untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada kehendak Allah. Penyerahan diri ini mencakup menerima segala ujian dan cobaan dengan sabar serta mengikuti kehendak Allah dalam segala hal.
5. Cinta dan Kebaikan kepada Semua Makhluk: Tarekat Qadiriyyah mengajarkan pentingnya mencintai dan berbuat baik kepada semua makhluk Allah. Mereka percaya bahwa cinta dan kasih sayang merupakan sifat Allah yang harus tercermin dalam perilaku manusia terhadap sesama.
6. Pengabdian Sosial: Para anggota tarekat diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam membantu masyarakat dan memperbaiki kondisi sosial. Mereka diberi tanggung jawab moral untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar mereka.
7. Mengatasi Hambatan Diri: Tarekat Qadiriyyah mengajarkan pentingnya mengatasi hambatan internal, seperti nafsu, kemarahan, dan ketamakan. Para anggota didorong untuk mengendalikan emosi dan keinginan duniawi guna mencapai kedekatan dengan Allah.
Ajaran Syaikh Abdul Qadir selalu menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia. Karena itu, beliau memberikan beberapa jalan alternatif guna sebagai petunjuk untuk terbebas dari jeratan nafsu duniawi. Di antaranya adalah senantiasa taubat, bersikap zuhud, tawakkal, syukur dan ridha serta jujur. Hal tersebut sebagai indikator bahwa Syaikh Abdul Qadir sebagai tokoh tasawuf sunni yang bernuansa akhlaki.Â
Tarekat NaqsyabandiyahÂ
Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Muhammad bin Baha al-Din al-Uwaisi al-Buhkhari an-Naqsyabandi (717-791 H/1318-1389 M), dilahirkan yang dikenal dengan Baha al-Din An-Naqsyabandi. Beliau seorang sufi terkenal yang lahir di desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari Bukhara tempat lahir Imam Bukhari.