Kini langkah kakinya tidak lagi tergesa. Ia sudah memasuki belantara pohon pinus. Ia mesti menajamkan pandangannya yang kian mengabur terhalangi oleh kabut pekat yang mulai turun.
Baru saja hendak berbelok arah ke arah jalan yang sedikit lapang, tiba-tiba matanya tertumbuk pada sosok berpakaian hitam yang berdiri tidak jauh darinya.
Lionel tertegun.
Siapa dia? Mengapa malam-malam berada di lereng lembah seperti ini?
Benak Lionel seketika dipenuhi tanda tanya.
Rasa penasaran membuatnya berjalan agak cepat. Mengikuti sosok yang berjalan lurus di hadapannya.
Pada kisaran jarak tiga meter barulah ia bisa mengenali sosok itu.
Yup. Lionel pernah melihatnya. Di sekitar Wooden House.
Sosok itu terus saja berjalan menuruni lembah bagian barat tanpa berhenti. Lionel masih menguntitnya dari belakang. Sampai tiba di sebuah padang rumput barulah sosok itu berhenti.
Lionel pun ikut berhenti.
Kabut tak lagi membayang. Sekeliling lembah mulai benderang.