"Oh, baiklah. Aku akan menunggu! Terima kasih."
Pembicaraan terputus lagi.
"Bagaimana? Masih berniat menculik Ibumu?" Ayah tersenyum ke arahku. Aku mengangguk. Wajahku berseri-seri.
"Nanti sore Ibu akan menelponku, Ayah."
Ayah tidak menyahut. Ia berjalan menuju jendela. Disibaknya tirai perlahan.
Di luar, gerimis baru saja luruh.
***
Siang itu aku tidak ke mana-mana. Hanya duduk manis menunggu telpon dari Ibu.
"Gordy, kamu belum makan," tangan kekar Ayah menyentuh pundakku. Aku mengangkat dagu sedikit, melirik ponsel yang tergeletak di sudut meja.
"Ponselmu sama sekali tidak berdering, kan, Gordy," ujar Ayah seolah tahu apa yang tengah kupikirkan. Agak malas aku mengikuti Ayah menuju ruang makan. Dan aku makan hanya sedikit tanpa berkata-kata.
Baru beberapa suap, ponselku bergetar. Itu pasti dari Ibu!Â