Tiga bulan yang lalu ia menerimaku sebagai karyawannya. Menempatkanku pada bagian tenaga pemasaran. Awalnya ruanganku berada di lantai dasar. Tapi sebulan yang lalu, Mr.J, manager perusahaan memintaku untuk pindah ruangan.
"Besok kau pindah ruangan, Ran. Ke lantai 5."
"Siap, Pak!"
"Ingat, lantai 5. Satu ruangan dengan Rhein."
"Rhein?" aku gelagapan.
"Ya, Rheinara. Kenapa? Kaget ya?" Mr.J Â tertawa.
Rheinara. Wanita muda, cantik, dan modis. Ia tinggal di apartemen yang letaknya dekat dengan kantor. Ternyata ia kekasih Nugie. Meja kerjanya bersebelahan dengan meja kerjaku.
"Kau tak usah sungkan padaku. Panggil saja namaku, Rheinara," ujarnya saat pertama kali kami bertemu. Ia tersenyum manis. Sejujurnya aku merasa sangat gembira. Sebagai laki-laki normal, bekerja sama dengan wanita secantik Rheinara, sungguh merupakan suatu berkah.
Nina. Cewek manis yang masih lajang. Meja kerjanya paling ujung. Ia sangat lincah dan bicaranya ceplas-ceplos. Usianya masih belia. Baru lulus kuliah D3. Ia sangat akrab dengan Rheinara.
***
Benang merah perlahan terurai!