"Ketauilah sama kamu..! Ibumu buntung seperti itu gara-gara ulahmu dulu. Waktu kecil kau hampir tertabrak mobil, untung segera diselamatkan ibumu. Akibatnya ibumu lah yang jadi korban. Kaki kanannya terlindas mobil, hingga akhirnya harus diamputasi" Tutur Arman.
Lalu, Arman pun menceritakan dan membongkar rahasia besar yang selama ini disembunyikan. Halimah hanyalah ibu tirinya. Pernikahannya tidak dikarunia anak. Kemudian, secara sembunyi, suami Halimah (ayahnya Herman) menikah lagi dan lahirlah seorang anak laki-laki, yakni Herman. Sampai suatu ketika terjadi kecelakaan. Suami dan ibunya Herman meninggal akibat kecelakaan tersebut. Sementara Herman masih hidup karena diselamatkan Halimah.
"Sekarang kamu pikir, bagaimana besarnya pengorbanan ibumu. Setelah dikecewakan ayahmu, dia masih bisa menyayangi sepenuh hati. Bahkan rela mengorbankan kakinya demi keselamatan hidupmu" Imbuh Arman lagi.
Mendengar penuturan pamannya, Herman tidak mampu lagi membendung air matanya. Hatinya menyesal telah memperlakukan ibunya dengan buruk. Kemudian dia menubruk Halimah dan bersimpuh di kakinya.
"Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini. Herman sangat menyesal bu. Sekali lagi maafkan Herman"
"Sudah..sudah anakku, tak perlu seperti ini. Kamu tidak bersalah nak. Ibu lah yang salah, hanya bisa membuatmu malu saja"
"Tidak bu. Herman yang salah. Herman telah durhaka sama ibu..!" Ucap Herman. Tangisannya makin keras.
"Ya udah ibu maafkan. Sekarang berdirilah..!"
Sejurus kemudian, anak dan ibu itu berangkulan disaksikan Mita dan Arman yang sama-sama tak kuat menahan tangis.
Begitulah seorang ibu. Betapapun disakiti seorang anak,Â

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI