Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Fiktor) Peluru Terahir

7 April 2012   07:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ingat..jangan sampai meleset...harus tepat mengenai kepalanya...ini peluru terakhir kita"

"Jangan khawatir kawan"

Lalu Andee mulai mengarahkan senapan itu ke arah jam 12 belas...tepat di kepala Wepe.

Sedetik kemudian....

****

"Menikahlah denganku Tyas, lupakanlah kesedihanmu atas tewasnya Herry...aku siap menjadi teman berbagi untukmu" ucap Wepe sembari tersenyum.

Senyum kemenangan karena berhasil menyingkirkan Herry FK...sahabatnya sendiri.

Masih terbayang dalam ingatan Wepe, bagaimana Herry dan pasukan Kenthir of Brothers tewas, bagaimana dia mensabotase parasut sebelum pasukan itu di terjunkan melawan pasukan Belanda.

Tyas hanya terdiam, saat ini dia butuh tempat bersandar. Di tengah berkecamuknya perang kemerdekaan negeri ini, dia butuh seorang lelaki yang mampu melindunginya.

Perlahan Tyas pun menganguk.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun