Raka hanya tersenyum mendengar ultimatum dari polisi yang mengepung rumahnya. Lalu dia melihat ke arah luar, tampak olehnya pak Wawan Purwanto ada di sana.
Selsa terdiam, sepertinya ini saat terakhir hidupnya. Dia harus mati ditangan Raka, lelaki penculik itu, dan tiba-tiba dia merasa takut sekali.
"Pergilah, temui ayahmu!" ucap Raka pada Selsa.
"Maksudmu?"
"Jangan banyak tanya, pergilah!"
Raka mengantar Selsa sampai pintu depan, lalu dia berteriak
"Jangan menembak! Sandera akan saya bebaskan"
Selsa segera berjalan perlahan ke arah luar, dia menuju ayahnya yang tampak cemas menantinya. Sementara itu, Raka mulai membidik pistolnya dari balik jendela. Matanya mengikuti gerakan langkah Selsa.
Dan saat Selsa berpelukan dengan pak Wawan yang menyambut gembira buah hatinya,
Doorr!
Peluru dari pistol Raka menyalak, Selsa roboh bersimbah darah
"Selsaaaa!" teriakan histeris Wawan Purwanto bergema.
***
"Rakaaaa"
"Ayaaaah"