Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Stockholm Syndrome

27 April 2014   16:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raka hanya tersenyum mendengar ultimatum dari polisi yang mengepung rumahnya. Lalu dia melihat ke arah luar, tampak olehnya pak Wawan Purwanto ada di sana.
Selsa terdiam, sepertinya ini saat terakhir hidupnya. Dia harus mati ditangan Raka, lelaki penculik itu, dan tiba-tiba dia merasa takut sekali.

"Pergilah, temui ayahmu!" ucap Raka pada Selsa.
"Maksudmu?"
"Jangan banyak tanya, pergilah!"

Raka mengantar Selsa sampai pintu depan, lalu dia berteriak

"Jangan menembak! Sandera akan saya bebaskan"

Selsa segera berjalan perlahan ke arah luar, dia menuju ayahnya yang tampak cemas menantinya. Sementara itu, Raka mulai membidik pistolnya dari balik jendela. Matanya mengikuti gerakan langkah Selsa.
Dan saat Selsa berpelukan dengan pak Wawan yang menyambut gembira buah hatinya,

Doorr!

Peluru dari pistol Raka menyalak, Selsa roboh bersimbah darah

"Selsaaaa!" teriakan histeris Wawan Purwanto bergema.

***

"Rakaaaa"

"Ayaaaah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun