"Kau memang harus mati, tapi tidak sekarang nona"
***
Gadis itu terdiam pasrah di kamar. Dia merasa sulit lepas dari cengkraman lelaki itu, Lelaki bajingan yang menculiknya. Walaupun dia diperlakukan dengan baik, tetap saja dia korban penculikan. Lambat laun, perasan takut terhadap lelaki itu hilang, mungkin karena kepasrahan akan nasib dirinya.
"Namaku Selsa, boleh aku tau namamu?" tanya gadis itu.
"Aku sudah tau nama mu, kau anak kesayangan pak Wawan Purwanto, pengusaha sukses yang akan terjun dibidang politik"
"Lalu, apa alasanmu menculik ku, demi uangkah?" tanya Selsa.
"Huh...Apa aku terlihat seperti membutuhkan uang?" ucap lelaki itu.
Tutt...Tutt...Tutt!
Lelaki itu segera mengangkat handphone nya.
"Jangan khawatir! Putri anda baik baik saja. Ohh...sudah anda transfer uangnya, baik nanti aku cek, setelah itu, aku yang kan hubungi bapak untuk menunjukkan tempat dimana putri bapak saya sekap!"
Lelaki itu segera mematikan handphonenya, kemudian mengganti dengan kartu yang baru.
"Bajingan! Ternyata ini semua demi uang!" umpat Selsa.
"Ini tak seperti yang kau kira nona"
"Kenapa tak kau lepaskan saja aku, bukankah kau sudah menerima uangnya?"
"Nanti ada saatnya aku lepaskan"
"Berarti, kamu tak jadi membunuhku?" tanya Selsa
"Siapa bilang aku tak jadi membunuhmu"
***
"Semua yang ada di dalam segera menyerah! Segera bebaskan sandera! Anda sudah terkepung!"