Dengan cepat, lelaki itu melepaskan plester yang ada di mulutnya, kini dia bisa bernafas dengan lega walau tangannya masih saja terikat.
***
"Makanlah!" ucap lelaki itu sambil memotong tali yang mengikat ditangan gadis itu, tetapi gadis itu hanya diam.
"Ayolah makan..., dari kemarin kamu belum makan!"
Prangg!
Gadis itu menepis piring yang berisi makanan sehingga jatuh berhamburan.
Plakkk!
Lelaki itu menampar pipi sang gadis. Dan gadis itu menangis, seumur hidup dia tidak pernah menerima perlakuan kasar seperti ini.
"Maaf"
Lelaki itu meminta maaf dan sepertinya menyesal telah menampar gadis itu. Sang gadis hanya diam, lalu dia melihat lelaki itu membersihkan pecahan piring dan tumpahan makanan di lantai.
"Aku ke dapur dulu. Dan ingat! jangan coba coba melarikan diri, karena semua pintu rumah ini sudah terkunci, atau kamu akan menyesal!"
Lelaki itu pergi meninggalkan sang gadis di dalam kamar. Kemudian gadis itu berjalan menuju jendela kamar, dan ternyata benar apa yang dikatakan lelaki itu, jendela sudah terkunci dengan rapat. Lalu dia menyadari, jika kamar ini tertata rapi dan sangat bersih. Tampak lukisan yang menjadi hiasan di dindingnya. Gadis itu berjalan ke luar kamar, dia lalu mencoba melawan ketakutannya dan mengumpulkan keberanian yang dimilikinya.