Malam ini aku resah, gelisah, aku ingin mengucapkan selamat jalan sama Kak Aziz, tapi aku tak berani. Mondar-mandir bak setrika, berkali-kali kubuka HP Samsung putihku, niat hati ingin mengirimkan SMS tapi tangan ini terasa kaku. Tiba-tiba HPku berdering, kulihat ada satu pesan masuk, segera aku membukanya ternyata dari Kak Aziz.
Zalfa, aku akan kembali untukmu, jaga hatimu untukku sampai aku akan meminangmu dan menjadikan kekasih halalmu, diamku untuk menjaga kesucian hatimu, dan hatiku.
Segeraku balas SMSnya. Aku akan menunggu saat itu Kak.
Waktu demi waktu telah aku lalui, kini aku menyibukan diri dalam banyak hal. Aku dan Kak Aziz tak pernah komunikasi lagi, tapi aku selalu mendoakannya dalam kebaikan. Biarkanlah waktu yang akan menjawab tentang semua ini, jika ia jodohku pasti Allah akan mempertemukan kami, jika tidak, aku ikhlas. Aku yakin Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Sekarang yang aku lakukan adalah memperbaiki diri agar lebih dekat dengan-Nya.
Empat tahun sudah berlalu, aku dengar kabar besok Kak Aziz akan pulang, entahlah aku tak dapat menyembunyikan kebahagiaanku, aku senyum-senyum sendiri di depan kaca.
Tiba-tiba HPku bordering, ku lihat ternyata ternyata sahabat baikku, Nana.
“Zalfa, kamu dah dengar kabar belum Aziz mau dijodohin orangtuanya”
Seketika tubuhku lemas tak berdaya, seperti tak ada aliran darah yang mengalir, HP yang sedari tadi aku pegang terjatuh.
“Zalfa, Zalfa … Kamu dengar aku kan?”
Segera ku ambil HP tersebut
“Hallo, maaf aku tadi sedikit kaget. Kamu dengar kabar itu dari mana Nana?” Tanyaku penasaran