Jangan tanya bagaimana aku menggantinya di kertas lain, ini hanya masalah klasik. Kalau di kelas saja aku menjadi pengganti dosen matakuliah Ethical Hacking, maka untuk meniru font, bahkan membuat font serupa dengan tulisan yang ada di kertas itu, kemampuan programming-ku sudah cukup memadai. Bukan Cuma itu, aku juga mampu merekayasa print out-nya sama persis sekali dengan tulisan tangan seperti kertas Nimma. Hanya saja aku mungkin butuh waktu tiga hari dua malam untuk mengerjakannya. Semoga prediksiku tepat.
***********************
Sore ini, laboratorium akan tutup jam sembilan malam seperti biasanya lagi. Mau atau tidak mau, semuanya, sebelum aku bertemu Nimma malam nanti, janjiku harus sudah terpenuhi. Font sudah siap, rekayasa kertas sudah selesai, penyulingan tinta semoga tidak gagal lagi, x-ray scanning sidik jari sudah tercetak melekat di kertas, dan terakhir yang akan segera kulakukan adalah rekayasa penyinaran sinar ultraviolet di laboraturium Sistem Telekomunikasi. Dengan menggunakan penyinaran sinar ultraviolet skala tinggi, maka kertas yang tercetak dengan tinta konsentrat hasil sulingan, akan tampak seperti kertas yang berumur beberapa tahun yang lalu, hanya butuh pengaturan intensitas penyinarannya saja. Semakin tinggi radiasi yang dipancarkan, maka kertas akan lebih cepat mengkerut atau menjadi kusut. Seolah-olah kertas satu tahun yang lalu. Tepat satu tahun yang lalu.
***********************
Ia pasti masih menungguku di atap gedung.
Sial, aku masih harus menunggu setengah jam lagi. Jika perhitunganku tepat, maka jam 21.00 nanti pancaran radiasi harus segera dihentikan. Kertas itu telah mengalami penuaan dini, ia tepat akan berumur 355 hari. Sesuai kalkulasi matematis yang kuperhitungkan.
Trrrtttthh... Trrrtttthh...
Trrrtttthh... Trrrtttthh... Trrrtttthh...
Trrrtttthh... Trrrtttthh... Trrrtttthh... Trrrtttthh... Trrrtttthh... Trrrtttthh...
"Iya, halo ma..." Aku sampai tidak sadar handphone ku terus-terusan bergetar.
"Yudo... selamat ulang tahun nak. Maaf, mama terlambat ngucapine.... mama benar-benar belum sempat... Eyang putrimu gula darah-nya kambuh lagi. Jadi, mama sibuk sekali di sini..."