Ia suka menulis puisi. Katanya agar tidak gila. Kota yang tidak pernah tidur ini, dan tidak pernah hening ini, lama-lama bikin orang setres.
Banyak orang gila di jalan-jalan, di gedung pemerintahan, di gedung pengadilan, di mall, di restoran, di pasar, di kampus, di tempat ibadah, di terminal, di stasiun, di bandara, di rumah-rumah megah, di hotel dan apartemen, bahkan di gubuk-gubuk liar.
Begitulah Bu, karena ia suka puisi aku mulai belajar tentang khazanah bunyi
Aku belajar berguru pada Burung Merak, pada Jalak Bali, pada Danau Toba dan pada Binatang Jalang
Aku belajar pada mereka
Mereka menggiringku seperti angin menggugurkan daun-daun kering
Gugur.
Jatuh tanpa bunyi
Seperti masa lalu jatuh menimpa ubun-ubunku
Segala ambisi mengutuk dan membebaskan diri dari hidup melarat
Aku kenang semuanya