Ah Bu, engkau yang tua, yang selalu anggun dengan kebaya tua, yang menahan rindu pada anakmu di rumah tua, yang kerja hidup-mati di desa tua
tentu tak paham apa itu arti reformasi.
Reformasi itu seperti sawah yang usai engkau panen dan sebelum engkau tanduri dengan winih padi musti dibajak dulu.
Ya, dibajak dulu!
Begitulah kedaan anakmu di kota yang tak pernah tidur ini
Engkau tak usah khawatir
Anakmu cukup tidur
Meski kerap mimpi buruk
Kadang anakmu juga tidak bermimpi sama sekali
Tidur. Ya tidur saja. Tidak ada yang peduli.
Bagaimana denganmu Bu? Apa yang Engkau impikan di ranjang tua, di rumah tua, di desa tua?