Pokoknya telan! Telan! Telan!
Lalu pada bulan sabit ke sembilan puluh sembilan sejak hari dimana aku mengutuk kemiskinan,
kutingglkan desa tua, rumah tua, ranjang tua
dan kucium tanganmu
kau ciumi aku, kau belai rambutku
Aku menatap matamu, aku melihat air mencintai laut
Aku beranjak, ku lihat kau dari kejauhan
Berlinang air mata
Aku tersenyum
Dan kau seka tangismu dengan lengan kebaya
Dan doa kulangitkan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!