Aku bisa mendengar suara tangis kelahiran seribu tahun sekali
Aku bisa terbiasa dengan semuanya itu!
Aku bisa memukau jagad raya mimpiku yang besar dan berwarna dengan puisi paling sedih.
Dan suara tangis paling tulus dari sudut kumuh, barisan penonton dekil menyambut akhir puisi paling sedihku dalam jagad raya mimpi besarku yang berwarna!
Tangisnya tak lama, tulus dan menggetarkanku
Ia sudahi tangisnya, ia seka air matanya dengan lengan kebayanya
Ia menerobos barisan setan-setan yang menjaga panggung pertunjukkan ini!
Panggung pertunjukan jadi arena baku hantam
Ia habisi setan-setan.
Ia menang.
Kemudian,