Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Penjual Jamu yang Masuk di Sekolah Elite

12 November 2018   02:01 Diperbarui: 12 November 2018   03:57 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rara mengagumi bangunan megah sekolah barunya.  Baru kali ini dirinya melihat sekolah seluas dan seindah itu.  Berasal dari sekolah dasar yang berada di kampungan,  membuat Rara mencolok sekali. Tatapannya,  sikapnya,  berbeda dengan kebanyakan teman yang ditemuinya. 

"Nanti dianter Bapak ya" kata ibu Rara. 

"Memangnya ibu tidak mau mengantar? "

"Mau naik apa?  Kalau diantar Bapak kan bisa naik sepeda.  Nah kalau sama Ibu mesti naik angkutan umum."

Rara membayangkan dirinya diantar Bapaknya menggunakan sepeda lawas yang berwarna merah.  Jelas itu akan sangat mencolok ditengah teman-temannya yang kebanyakan diantar menggunakan mobil. 

Namun Rara tidak ada pilihan lain.  Lagipula ibu harus meramu sinom untuk jualan jamu Bapaknya nanti sore. 

"Sekarang saja Bu nganternya"

"Tapi kamu belum sarapan Nduk"

"Nggak apa-apa Bu"

Wanita yang berusia tiga puluh lima tahun tersebut menatap mata anaknya. 

"Jujur sama Ibu,  kamu malu kan kalau diantar Bapak naik sepeda ontel"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun