Mohon tunggu...
eka septianingsih
eka septianingsih Mohon Tunggu... mahasiswa -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

12 Tahun Lalu

28 September 2015   19:52 Diperbarui: 29 September 2015   17:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ayo Ti kita pulang aja. “ajak ku kepada Asti yang masih menunduk malu. Indra mengejar namun aku terus berlari meninggalkannya dibelakang. Sampai dirumah aku hanya bisa diam dan merenungkan apa yang telah terjadi. Aku takut kalau aku bilang kepada orang tua ku mereka pasti marah. Tapi kalau aku enggak bilang sama orangtuaku pasti Indra bakal cerita. Aku pun hanya bisa diam.

###

Satu minggu berlalu aku masih tetap sama dengan pendirianku untuk tetap marah kepada Indra. Meski Indra terus berusaha agar aku tidak marah kepadanya. Setiap hari dia terus menunggu ku didepan gang meuju rumahku. Dan setiap hari pula aku terus menghIndar darinya. Setiap sore dia selalu datang kerumahku sekedar untuk minta maaf. Namun setiap sore aku selalu pergi untuk menghidarinya. Begitu seterusnya hingga suatu hari, sore yang sedikit menampakkan awan meganya, Indra kembali datang kerumahku. Namun aku tidak menemuinya. Aku hanya berdiam diri di atas ranjang kamar tidurku yang berada didepan sebelah ruang tamu. Lalu Indra minta maaf didepan jendela kamarku, meski korden dan jendela kamarku tidak aku buka namun aku tetap bisa mendengar suaranya yang sedikit terbata-bata.

“Tia, Indra datang kesini Cuma mau minta maaf sama Tia. Maaf ya Tia Indra ngaku salah. Indra salah karena Indra nyium kening Tia tanpa seizin dari Tia. Indra besok pergi. Indra sama keluarga Indra mau pIndah ke Bandung. Kalau Tia maafin Indra Tia entar malem datang ya kerumah Indra. Sekalian entar malem sebagai perpisahan. Indra ngaku salah maafin Indra ya Tia ya..! Indra mohon banget Tia dateng. Kalau gak datang, pas Tia umur 20 tahun Indra bakal ke Magelang lagi. Indra bakal nyari Tia lagi. Buat minta maaf sama Tia. Sekalian Indra juga bakal nepatin janji Indra sama orangtua Tia. Sekali lagi Indra pengen minta Tia entar malem datang ya kerumah. Indra minta maaf banget soal kemaren. Tia Indra pamit ya. Kalau Tia entar malem gak dateng ini pertemuan terakhir kita. Aku berharap Tia datang. Indra pergi ya Yak...”

Setelah Indra pergi aku masih tetap diam. Aku berpikir apakah harus aku datang kerumah Indra. Atau aku terus berdiam diri dirumah.

Malam harinya kedua orang tua ku mengajak untuk pergi kerumah Indra. Namun aku menolak dengan alasan mengantuk. Orang tuaku tidak memaksa, aku ditinggal bersama kakek nenekku sedangkan kedua orangtuaku pergi kerumah Indra.

###

Pagi berselimut embun akhirnya datang menjemput sang surya diperaduannya. Tepat pukul 6 pagi ibuku membangunkanku.

“Tia tadi malem Indra nunggu kamu. Pas ibu bilang kenapa Indra gak main kerumah aja? Indra jawab katanya dia gak mau ganggu kamu yang lagi istirahat. Kamu bener gak mau ngucapin salam perpisahan sama Indra. Dia berangkat jam 7 lo sayang. Mumpung sekarang masih jam 6 pagi. Gih sana mandi terus kerumah Indra.”

“aku gak mau bu, males, masih ngantuk nih. Ibu aja sana kalau mau ngucapin”

“ya udah ibu pergi kerumah Indra ya”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun