Mohon tunggu...
Eka FebryAnna
Eka FebryAnna Mohon Tunggu... Lainnya - HR/Staff/Bengkel

Konten fashion dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sistem Pengendalian Manajemen Pada Bank Central Asia Tbk (BCA)

19 Juni 2024   09:19 Diperbarui: 19 Juni 2024   13:04 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profil Sejarah Perusahaan

            Berawal dari tahun 1955-an NV Perseroan Dagang dan Industri Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA). BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.

Efektif pada 2 September 1975, nama Bank diubah menjadi PT Bank Central Asia (BCA) BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Pada tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa. BCA memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia.

Tahun 1980-an BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

Tahun 1990-an BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine).

 Tahun 1998-an Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami bank rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Take Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), suatu institusi Pemerintah.

Pengembangan bisnis periode 2000an-2005an BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, internet bankingKlikBCA, mobile bankingm-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain.

Tahun 2007-an BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap. BCA meluncurkan kartu prabayar, Flazz Card.

Tahun 2008an-2009an BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi.

Tahun 2010an-2013an BCA memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi umum dan sekuritas. Di tahun 2013, BCA memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui pengembangan produk dan layanan yang inovatif, di antaranya aplikasi mobile banking untuk smartphone terkini, layanan penyelesaian pembayaran melalui e-commerce.

 Tahun 2014an-2016an BCA mengembangkan 'MyBCA', suatu gerai layanan perbankan digital yang dapat digunakan secara mandiri (self service), BCA menyempurnakan layanan cash management BCA melalui internet banking platform, 'KlikBCA Integrated Business Solution'. Layanan ini memiliki fitur-fitur yang diperlukan oleh nasabah pebisnis.

Pada Januari 2014, BCA Learning institute dan Galeri BCA yang diresmikan pada 23 January 2017 diharapkan dapat memfasilitasi upaya BCA untuk menjadi yang terdepan dalam hal research and development (R&D).

Tahun 2017an-2018an Di bidang e-commerce dan cashless payment settlement.Berbagai metode pembayaran transaksi secara online terus dibangun. Melalui aplikasi 'BCA mobile' dan 'Sakuku', BCA meluncurkan fitur peer-to-peer transfer berbasis teknologi QR code di tahun 2018. BCA juga meluncurkan layanan 'OneKlik', suatu fitur pembayaran pada online merchants yang mengutamakan kecepatan dan kenyamanan transaksi.

Tahun 2019 BCA meluncurkan serangkaian inovasi layanan digital, termasuk BCA Keyboard (untuk akses langsung ke layanan transaksi perbankan di berbagai online chat platform), Pembukaan rekening melalui BCA.

Dan kini BCA sebagai bank ketiga terbesar di Indonesia. Bank Central Asia (IDX: BBCA) adalah bank swasta terbesar di Indonesia.

Visi, Misi dan Tujuan

Visi"

"Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia."

Misi

  • Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
  • Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
  • Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.

Tujuan

BCA memiliki dua tujuan ke depan, pertama menjadi bank pilihan pertama bagi masyarakat yang ingin menjadi bank yang secara langsung memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia, daripada hanya mencari keuntungan sendiri dan kedua selalu berusaha memberikan nilai tambah bagi institusi perbankan. Karena kebutuhan setiap nasabah berbeda, BCA menawarkan berbagai macam produk, sehingga nasabah dapat memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan keuangannya.

Tata Nilai Perusahaan

  • Fokus Pada NasabahPerhatiaan dan kepedulian yang diikuti dengan usaha memberikan layanan untuk memenuhi harapan dan atau kebutuhan nasabah secara spesifik.
  • IntegritasSikap yang teguh dalam menjunjung tinggi kejujuran dan keterbukaan, yang diikuti tindakan konsisten dan konsekuen pada peran/tugas dalam berbagai situasi dan kondisi untuk membangun kepercayaan nasabah.
  • Kerjasama Tim
    Interaksi dan sinergi yang didasari atas pemahaman diri sendiri dan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Berusaha Mencapai yang Terbaik
    Usaha berkelanjutan untuk mrncapai yang terbaik guna memberikan nilai tambah bagi nasabah.

Struktur Organisasi
BCA telah membentuk struktur organisasi dengan baik, dilengkapi unit pengawasan/pengendalian.

bca.co.id
bca.co.id

Penganggaran dan Keuangan

Penganggaran atau penyusunan anggaran (budgeting) adalah proses penyusunan rencana keuangan organisasi yang dilakukan dengan cara menyusun rencana kerja dalam rangka waktu tertentu umumnya satu tahun dan dinyatakan dalam satuan moneter.

Sebagai bank besar, BCA memiliki penganggaran dan keuangan yang kompleks dan cermat.

Penganggaran : 

  • Pendapatan dan Biaya: BCA membuat anggaran berdasarkan pendapatan yang diharapkan dari berbagai sumber seperti bunga pinjaman, biaya layanan, dan pendapatan investasi. Biaya yang dianggarkan meliputi biaya operasional, gaji karyawan, biaya teknologi, dan lainnya.
  • Investasi dan Pengembangan: BCA mengalokasikan dana untuk investasi dalam teknologi, infrastruktur, dan pengembangan bisnis untuk mempertahankan dan meningkatkan layanan kepada nasabah.
  • Kepatuhan dan Regulasi: Anggaran juga mencakup pengeluaran untuk mematuhi regulasi perbankan dan mempertahankan standar kepatuhan yang diperlukan oleh Bank Indonesia dan otoritas lainnya.

Keuangan :

  1. Aset dan Liabilitas: BCA mengelola asetnya dalam berbagai bentuk seperti pinjaman, investasi, dan properti. Sementara itu, liabilitas mencakup simpanan nasabah dan utang bank.
  2. Pendapatan: Terdiri dari pendapatan bunga dari pinjaman, biaya layanan, dan pendapatan dari investasi seperti efek dan surat berharga.
  3. Pengeluaran: Meliputi biaya operasional, gaji dan tunjangan karyawan, biaya teknologi informasi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi lainnya.
  4. Laba dan Kinerja: BCA mengukur kinerjanya dengan laba bersih, rasio keuangan seperti rasio kredit terhadap simpanan, dan rasio kecukupan modal.

Sebagai bank besar, BCA memiliki tim manajemen keuangan yang memastikan agar penganggaran dan pengelolaan keuangan mereka efisien dan sesuai dengan tujuan strategis perusahaan serta peraturan yang berlaku.

Perencanaan Strategis & Operasional

Perencanaan Strategis

            Pada saat yang sama, BCA terus menjalin kerja sama dengan mitra-mitra strategis di beberapa Line of Business (LoB) terpilih agar nasabah BCA dapat menikmati berbagai promosi eksklusif untuk produk kartu kredit dan transaksi perbankan BCA. Kegiatan kolaborasi dengan mitra seperti GoodlifeBCA, Brightspot, Bangga Lokal, Big Bad Wolf, Urban Sneaker's Society, BCA Expoversary, BCA Expo, UMKM Fest, dan Wealth Summit turut memperkuat awareness dan value proposition produk-produk BCA.

Menyikapi perkembangan preferensi masyarakat, perubahan regulasi, serta kolaborasi perbankan dan fintech yang terus berkembang, BCA terus berkomitmen untuk meningkatkan pengalaman bertransaksi secara digital. Fokus BCA adalah menyediakan layanan hybrid yang komprehensif dan fleksibel dengan tetap mengedepankan keamanan dan kecepatan transaksi, dengan tetap menjaga keunggulan layanan.

Selain itu, kemitraan strategis dengan berbagai platform digital, seperti platform akuntansi, legal, dan HR, juga dilakukan untuk memperkuat komunitas payroll. Pada sektor layanan publik, BCA berkolaborasi dengan mitra strategis untuk memfasilitasi pembayaran iuran BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan tagihan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

BCA akan tetap fokus untuk mengoptimalkan pertumbuhan keuangan yang berkelanjutan dan mempertahankan reputasi sebagai mitra yang dapat diandalkan dalam hal pendanaan, penyaluran kredit, dan solusi cash management bagi nasabah Komersial & UKM. Dalam rangka mengembangkan basis nasabah.

Oleh karena itu, BCA terus berupaya meningkatkan kapabilitas SDM yang selaras dengan tujuan bisnis strategis perusahaan untuk memperkuat kemampuan beradaptasi dan mendorong pertumbuhan.

Strategi Pemasaran

            BCA tumbuh sangat pesat saat ini, banyak produk yang ditawarkan kepada masyarakat dan banyak pula masyarakat yang menyukai produk tersebut. Salah satu bank yang menduduki urutan tertinggi di Indonesia ini berhasil mendapatkan nasabah yang cukup banyak dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik dan juga strategi pemasaran yang tepat. BCA menerapkan strategi pemasaran yang sangat kreatif dan juga lebih inovatif. Dengan strategi pemasaran yang tepat inilah BCA mendapatkan banyak penghargaan sebagai bank terbesar dan terbaik di Indonesia. Bank ini memiliki banyak keunggulan, terutama dalam hal teknologi atau sistem infomasi yang digunakan.

Berikut beberapa strategi pemasaran BCA yang mengantarkannya menjadi sukses:

  • Pelayanan terbaik dan terdepan dalam hal pelayanan baik dilakukan secara offline dan online.
  • Layanan terbaik dengan teknologi modern, BCA dikenal sebagai bank yang memberikan layanan electronik money yang sangat memuaskan bagi pelanggannya. 
  • Promosi yang besar-besaran seperti Gebyar BCA adalah salah satu promosi yang dilakukan oleh BCA untuk menarik lebih banyak konsumen di Indonsia. 
  • Kerjasama dengan pihak lain BCA menggunakan strategi promosi dengan menggandeng beberapa perusahaan atau organisasi di Indonesia untuk pemasaran produk dan meningkatkan brand mereka.

Operasional

BCA menerapkan program agar tampil lebih profesional daripada bank-bank yang lain sebagai bank pesaing BCA.Dimana strategi yang dilakukan BCA guna mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan tersebut melalui pengaktifan program front liner(CS dan Teller). Pada dasarnya segala upaya yang dilakukan guna meningkatkan kualitas keamanan pelayanan yang telah dilaksanakan dan dikembangkan bertitik tolak dari keyakinan teguh bahwa bisnis perbankan tidak mungkin berjalan tanpa dukungan nasabah. Disamping SDM yang dimiliki, sarana/fasilitas khususnya gedung juga ditata dengan rapi dan bersih serta dilengkapi dengan sarana informasi yang menarik dalam menunjang terwujudnya sikap "SMART".

Adapun program layanan SMART BCA terdiri dari :

S -> Sigap 

M ->Menarik

A -> Antusias

R -> Ramah

T -> Teliti

BCA sendiri telah melengkapi standar operating procedure/manual kerja yang merinci prosedur kerja setiap transaksi operasional perbankan yang dilakukan di BCA terkait produk dan aktivitas baru termasuk mitigasi risiko operasional terkait. Pembuatan prosedur kerja tersebut dilakukan oleh Divisi Strategi dan Pengembangan Operasi-Layanan (DPOL) dan telah di-REVIEW oleh berbagai unit kerja yang terkait untuk memastikan bahwa risiko operasional yang mungkin ada pada aktivitas tersebut telah dimitigasi dengan baik.

            Dalam meminimalisir risiko operasional BCA menerapkan pembatasan wewenang petugas melalui penetapan limit dalam melakukan suatu transaksi; serta pembatasan akses petugas ke jaringan Teknologi Informasi (TI) & komputer melalui pengendalian penggunaan USER ID dan PASSWORD serta pemasangan lNGERSCAN.

Pelaksanaan Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Pelaksanaan Kinerja

BCA telah membentuk struktur organisasi sehingga dapat mendukung pengendalian operasional. seperti:

  • Pemisahan fungsi yang dapat menimbulkan Conflict of interest. Supervisor berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang setiap hari.
  • PIC berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di Cabang secara Wilayah.
  • Pengawasan Internal yang berfungsi mengawasi jalannya kontrol internal di unit kerja tertentu di Kantor Pusat.
  • Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum, Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
  • DAI : 

- Independen terhadap risk taking unit, 

- Memeriksa dan menilai kecukupan/efektivitas sistem pengendalian intemal, manajemen risiko dan tata kelola perusahaan dengan 

melaksanakan rencana audit tahunan.

BCA menerapkan sistem pengendalian internal secara efektif yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam PBI, POJK, maupun dengan mengacu kepada best practice melalui tindakan-tindakan sebagai berikut:

  • Terdapat penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas antara satuan kerja operasional dengan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian. Fungsi pengendalian dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Grup Hukum (GHK), Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) dan Divisi Audit Internal (DAI).
  • Dai telah melakukan review secara independen dan obyektif terhadap prosedur dan kegiatan operasional BCA secara berkala. Hasil review DAI disampaikan dalam bentuk Laporan Hasil Audit dan Laporan Tindak Lanjut Hasil Audit kepada Direksi.
  • Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja pada Bank Central Asia Tbk (BCA) atau bank mana pun umumnya melibatkan beberapa metrik utama yang mencerminkan berbagai aspek kinerja mereka. Berikut adalah beberapa contoh metrik yang biasanya digunakan dalam mengukur kinerja bank seperti BCA:

  1. Profitabilitas
  2. Kualitas Aset
  3. Efisiensi Operasional
  4. Pertumbuhan Portofolio
  5. Pelayanan Pelanggan
  6. Inovasi dan Teknologi
  7. Pematuhan Regulasi

Pengukuran kinerja yang komprehensif pada Bank Central Asia Tbk akan mempertimbangkan berbagai faktor ini untuk memberikan gambaran yang akurat tentang kesehatan dan kinerja bank secara keseluruhan. Metrik-metrik ini tidak hanya membantu manajemen bank dalam mengambil keputusan strategis, tetapi juga penting bagi investor, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menilai kinerja dan keberlanjutan bank dalam jangka panjang.

Pengawasan & Evaluasi Kinerja

Pengawasan Kinerja

Pengawasan Internal Cabang (PIC), Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.

Pengendalian Internal BCA mengimplementasikan mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen secara berkesinambungan (on going basis) yang disesuaikan dengan tujuan, ukuran, dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan oleh regulator. Penerapan sistem pengendalian internal BCA mengacu pada Surat Edaran OJK No. 35/ SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi Bank Umum. Tujuan Penerapan Sistem Pengendalian Internal Tujuan BCA menerapkan sistem pengendalian internal yang efektif antara lain untuk memastikan:

  • Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta
  • kebijakan/ketentuan internal.
  • Kelengkapan, akurasi, efisiensi, dan ketepatan waktu penyediaan informasi keuangan dan manajemen.
  • Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional.
  • Efektivitas budaya risiko secara menyeluruh. 

Evaluasi Kinerja

Dewan Komisaris dan Direksi BCA melaksanakan evaluasi terhadap efektivitas sistem manajemen risiko di Bank dibantu oleh komite-komite di bawahnya. Komite-komite tersebut mengadakan pertemuan secara berkala untuk membahas dan memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Bank juga melakukan evaluasi secara berkala terhadap:

  • Kebijakan serta metodologi yang digunakan dalam penilaian berbagai jenis risiko
  • Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
  • Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko
  • Efektivitas sistem pengendalian internal yang menyeluruh Evaluasi dan pengkinian kebijakan, prosedur, dan metodologi dilakukan secara berkala untuk menjaga kesesuaiannya dengan regulasi dan kondisi operasional.


Perbandingan Kondisi & Teori

Pemimpin Pasar vs. Teori Persaingan: BCA telah menegaskan posisinya sebagai pemimpin pasar, menghadapi persaingan yang ketat dengan bank-bank lain untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Ini sesuai dengan teori persaingan di mana bank-bank bersaing untuk mendapatkan nasabah dan menghasilkan keuntungan.

Profitabilitas vs. Manajemen Risiko: Meskipun BCA mencatatkan profitabilitas yang kuat, teori manajemen risiko menyarankan pentingnya pengelolaan risiko yang efektif untuk memitigasi potensi kerugian dan mempertahankan kinerja yang berkelanjutan.

Teknologi dan Inovasi vs. Pola Keputusan Keuangan: BCA telah mengadopsi teknologi dan inovasi dengan sukses, yang sejalan dengan pola keputusan keuangan untuk menginvestasikan sumber daya dalam teknologi guna meningkatkan efisiensi dan memperluas cakupan pasar.

Kepatuhan dan Tata Kelola vs. Regulasi dan Kepatuhan: BCA menunjukkan kepatuhan yang baik terhadap regulasi perbankan dan praktik tata kelola perusahaan yang baik, yang sesuai dengan persyaratan teori umum tentang perlunya kepatuhan terhadap peraturan dan standar tata kelola yang tinggi.

Dengan membandingkan kondisi aktual BCA dengan teori umum yang berlaku untuk bank, kita dapat melihat bagaimana BCA berhasil menerapkan prinsip-prinsip teori perbankan dalam praktik operasionalnya untuk mencapai kinerja yang baik di pasar perbankan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun