“Aku ingin pergi!” kata Baruna tiba-tiba.
“Kemana?”
“Ke tempat tenggelamnya matahari! Apa kamu mau ikut denganku?” Baruna berdiri dari duduknya.
“Untuk apa?”
Baruna tersenyum. “Untuk menemukan kebahagiaan sejati.”
“Oh yah?”Taufan berdiri. Baruna melangka menuju perahu yang tertambat di pantai. Taufan pun ikut bangkit, namun belum lagi dia melangkah, tiba-tiba sebuah suara meneriakkan namanya. “Taufaaaan!” Taufan menoleh, dilihatnya sorang laki-laki berdiri jauh di bawah pohon kelapa. “Mas Badai!” Wajah Taufan langsung berseri-seri ketika mengenali laki-laki yang memanggilnya.
“Fan! Jadi ikut atau tidak?” Baruna berteriak. Taufan menoleh kearahnya.
“Taufan! Kamu harus berbicara dengan Papa!” Badai berteriak.
Taufan nampak bingung, antara pergi dengan Baruna atau berlari kearah kakaknya.
“Fan! Sebelum pergi berbicaralah pada Papa, juga Mama!” Badai kembali berteriak.
“Taufan!” teriak Baruna.