Taufan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, terbatuk-batuk, dadanya terasa bertambah sesak dan sakit. Dia berteriak memanggil Asri untuk membawakannya segelas air putih hangat. Mama yang mendengar suara teriakan yang parau dan diselingi batuk-batuk langsung pergi ke kamarnya. Wanita cantik itu terkejut dan terlihat panik ketika melihat anak bungsunya sedang kesakitan memegangi dadanya dan sesak nafas. “Kamu kenapa Fan? Kamu sakit?”
Taufan menggeleng. “Hanya sesak nafas biasa, nanti juga sembuh.”
“Badanmu panas, Fan!” Mama meraba kening Taufan.
Asri masuk membawa segelas air putih hangat. Mama menyuruhnya mengambil handuk dan air hangat untuk mengompres. Taufan berusaha mengatur nafas dengan terus memegang dadanya. Setelah agak teratur Mama memberikan air hangat kepada Taufan. Anak bungsunya itu langsung menyesapnya.
“Kita ke dokter Fan!” kata Mama sambil terus memegangi kening Taufan.
“Tidak perlu Ma. Sebentar juga sembuh.” Taufan terbatuk-batuk.
“Batukmu belum sembuh-sembuh Fan?”
“Tidak apa-apa Ma, ini hanya batuk biasa, tenggorokanku gatal!” Taufan memberi alasan, kemudian mengangkat tubuhnya, badannya menggigil.
“Kamu menggigil Fan!” Mama bertambah kuatir. “Kamu harus ke dokter!”
“Tidak Ma, aku hanya demam biasa. Mungkin hanya masuk angin dan terlalu capek!” Taufan kembali terbatuk.
“Tapi Fan…”