Mohon tunggu...
Eka D. Nuranggraini
Eka D. Nuranggraini Mohon Tunggu... -

membaca hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gurat Senja Merah (Bagian 20)

18 Maret 2016   12:19 Diperbarui: 18 Maret 2016   12:37 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            “Semalam Bimo datang, niatnya mau jenguk kamu, tapi kamunya sudah tidur.”

            “Bimo?” Khaerani mengernyitkan dahinya.

            “Iya. Semalam akhirnya ngobrol sama Mas Pram. Ya sudah, aku pergi dulu.” Pram kemudian masuk kembali yang kemudian langsung pergi ke BPP lagi.

            Tidak hanya Khaerani, Asti dan Riena pun terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya dari Pram.

 “Aku tidak salah dengar kan, Ran. Baru saja Mas Pram menyebut nama Bimo?” kata Riena. “Wah, bakal ada cerita apa lagi nih?”

            “Cerita apa memangnya!” jawab Khaerani.

“Bimo, Bagas!” gumam Riena.

“Jangan ngawur kamu Rien!” kata Khaerani.

            “Jadi! Bimo masih suka sama kamu Ran!” Asti menatap Khaerani.

            “Kenapa kamu melihatku seperti itu As?”

            Riena tertawa. “Benar-benar cinta abadi! Cinta monyet yang tidak pernah pudar dilekang waktu!” kata Asti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun