Mohon tunggu...
Eka D. Nuranggraini
Eka D. Nuranggraini Mohon Tunggu... -

membaca hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gurat Senja Merah (Bagian 20)

18 Maret 2016   12:19 Diperbarui: 18 Maret 2016   12:37 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            “Sssstttt..janga keras-keras menyebut nama Marini disini!” kata Khaerani sambil meletakkan jari telunjuk dibibirnya.

“Kenapa memangnya?” tanya Asti.    Khaerani kemudian menceritakan tentang kecemburuan Kharisma, istri Pram kepada Marini.

            “Memang dasar janda gatel!”

            “Eh, jangan bilang begitu, Rien! Jangan berprasangka buruk dulu!” kata Khaerani.

            “Rani, bagaimana kalau suatu hari tiba-tiba Bimo akhirnya menyatakan cintanya sama kamu? Kamu mau menerimanya?” tanya Asti.

 “Aku tidak bisa membayangkan kamu jadi menantunya Bu Said, Ran,” timpal Riena sambil tertawa.

“Sudah ah. Aku tidak mau membicarakan itu lagi. Oh iya As. Apa kamu punya buku-buku bekas. Apa saja. Kalau ada apa aku boleh memintanya untuk taman bacaan di sanggarnya pak Lek Tresno. Riena sudah pernah aku minta.”

“Kayaknya sih ada. Kamu datang saja ke rumahku.”

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun