Mohon tunggu...
Cerpen

Sekar

11 Juni 2016   11:46 Diperbarui: 11 Juni 2016   12:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanggapanya lepas kendali, tidak peduli pada keingintahuanku sebagai objek yang mereka bicarakan. Dan akupun ikut – ikutan mengabaikan keingintahuanku sendiri.

“ Tadi kudengar kalau kau sedang merasa sepi. Apakah tidak ada satu halpun yang mampu menghiburmu?”

“ Menurutmu hal – hal apa yang bisa menghibur wanita sepertiku?”

Aku sedikit bergidik, sehingga hampir kelihatan salah tingkahku. Soalanya, bagaimana mungkin privasinya harus aku jawab dengan aku menempatkan diriku di dalam posisinya.

“ Mungkin dengan mengecat kuku kakimu, kau akan sedikit terhibur dengan itu. Atau mengecat kuku jarimu.”

“ Itu sangat lucu untuk wanita seumurku, apaplagi untuk wanita sepertiku!”

“ Bukankah untuk seorang wanita, itu sangat menyenangkan?”

“ Tidak untuk semua wanita!”

Dengan wanita yang satu ini aku kebingungan untuk mulai dari mana agar bisa bercakap – cakap dengannya. Semua yang aku ucapkan terasa mentah dijawabnya. Demikian aku memilih untuk diam saja, sembari menatapnya dalam – dalam.

“ Mengapa kau menatapku seperti itu?”

“ Kau berbeda dengan wanita pada umumnya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun