Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menanti Pangeran yang Lahir dari Rambun Nova

8 Agustus 2022   23:31 Diperbarui: 8 Agustus 2022   23:38 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapakah dia, Dewiku nan Purna?"

"Ananda pangling. Pangeran merupakan jelmaan rambun nova. Sepasang matanya seperti gemintang di langit barat. Dia datang sesaat dengan kinasih, lalu menghilang dirangsa kelam. Kehadirannya merupakan sukacita yang tak terkira bagi Ananda. Kehilangan dia adalah nestapa yang paling dalam bagi Ananda, Ayahanda Saka Kencana nan Agung. Ananda sakit ketika mengetahui hati Ananda telah diculiknya, dan tak pernah kembali lagi!"

"Jangan khawatir, Dewiku nan Purna! Ayahanda berjanji akan mencarinya ke seluruh pelosok semesta!" hibur lelaki berstola berlian itu dengan kalimat bijak. "Ayahanda akan mengadakan sayembara akbar untuk mengundang Pangeran impianmu itu."

Gadis itu mengurai simpul bibir. Tersenyum dengan sepasang mata berbinar riang. Sang Pangeran pujaan hati akan dipertemukan untuknya. Obsesinya adalah sukacita yang tiada terkira!

***

"Hahaha...."

Rio terbahak sampai matanya berlinang airmata. Anak-anak cowok mengekori tawanya. Seperti paduan suara. Tapi tentu saja tidak semerdu koor litani di Katedral. Aretha geleng-geleng kepala. Tidak kuasa menggebah hobi laten Rio yang deman mengusili kesenangan orang lain.

"Akulah Pangeran dari Negeri Nova, Sang Putri!" teriak Rio, berdiri berkacak pinggang di depan kelas.

Aretha menutup matanya dengan kedua belah telapak tangan. Ia ngeri membayangkan peristiwa yang akan terjadi. Valny belum tahu kalau diarinya telah dibajak cowok bengal itu. Dibacakan dan dijadikan bahan lelucon mengurai tawa seluruh penghuni kelas. Gadis itu tengah mewakili kelas mereka dalam rapat bulanan dengan Ketua Kelas lainnya di kantor Kepala Sekolah. Sebagai Ketua Kelas ia memang wajib mengikuti agenda sekolah tersebut. Melaporkan dan memaparkan program dan jadwal kelasnya.

"Hahaha... tak disangka tak dinyana. Ternyata, Sang Ketua Kelas kita adalah Putri Nawang Wulan yang sedang mencari Pangeran impian. Nah, hamba adalah dayang-dayang istana, menyampaikan maklumat Yang Mulia Baginda Raja Saka Kencana. Barang siapa yang merasa dirinya Pangeran dari Negeri Nova, dimohon untuk segera keluar dengan imbalan semangkuk mi bakso!"

Kembali guyonan itu disambut koor tawa anak-anak cowok yang diimbuhi dengan suitan melengking nakal. Beberapa anak cewek malah meringkuk takut-takut. Menyesali keputusan nekat Rio yang menggeragas isi tas Valny di saat gadis itu tengah rapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun