Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (7)

23 Maret 2021   12:10 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Prajurit Bao, cepat kirim kawat balasan ke Asisten Fa Mulan hari ini, bahwa permintaan mereka akan segera dikirim besok. Saya sudah menyiapkan seratus ribu prajurit Divisi Kavaleri Danuh, dan ribuan kuda sesuai permintaan Asisten Fa Mulan!" ujar Jenderal Gau Ming di atas punggung kudanya. Diperlambatnya laju kudanya, mensejajari kuda berwarna kelabu yang ditumpangi Bao Ling yang mengekor di belakang. "Sekarang kita ke markas besar atase militer Yuan, di sana saya akan menulis kawat untuk Asisten Fa Mulan."

"Baik, Jenderal Gau!"

"Bagaimana keadaan Kapten Shang Weng?"

"Kami belum tahu seberapa parah luka di dadanya. Tapi, Kapten Shang Weng sudah siuman."

"Saya akan mengutus seorang tabib istana untuk merawat luka Kapten Shang Weng. Sertai dia ke barak Kamp Utara. Mudah-mudahan tabib istana dapat segera menyembuhkan lukanya."

Mereka tiba di depan markas besar atase militer ketika hari sudah mulai menggulita. Beberapa prajurit pengawal yang sedari tadi berlari di belakang kuda langsung membentuk barisan pagar betis di bahu kiri dan kanan gerbang utama markas besar atase militer Yuan. Di dalam halaman markas, beberapa prajurit Yuan yang tengah melakukan latihan tombak sasar, menghentikan latihan serta sontak berdiri tegap membentuk defile begitu Jenderal Gau Ming dan Bao Ling masuk melewati mereka.

Setiba di dalam ruangan besar tempat pertemuan para atase militer, tabib Istana Da-du bernama Ma Qhing sudah menunggu dengan beberapa perbekalan obat yang akan dibawanya ke zona tempur Kamp Utara. Setelah mengetahui Shang Weng terluka parah dalam pertempuran melawan Shan-Yu, Jenderal Gau Ming sertamerta berinisiatif mengirimkan tabib terbaik dari Istana Da-du ke zona tempur Tung Shao. Eksistensi Shang Weng sangat dibutuhkan Kekaisaran Yuan. Pemuda itu telah menunjukkan dedikasi dan loyalitas yang tinggi selama mengabdi pada Dinasti Yuan.

Bao Ling diserahi manuskrip balasan Jenderal Gau Ming yang ditulisnya kesusu di atas meja kerjanya, yang penuh dengan peta-peta strategi dan diorama daerah-daerah zona tempur. Di diorama tersebut tampak tancapan-tancapan panji miniatur pada tanah liat yang membentuk teksur bukit, sungai, danau, dan barak-barak militer.

Bao Ling mengemas manuskrip tersebut ke dalam sabuk pinggangnya yang terbuat dari kulit ular, dengan kancing kepala sabuk dari bahan perak berembos sepasang naga yang mengapit sebuah bolide. Ada kaligrafi berharafiah Yuan di bawah naga setengah melingkar tersebut.

"Tabib Ma, Prajurit Kurir Bao Ling ini yang akan mengawal Anda ke Kamp Utara," ujar Jenderal Gau Ming kepada tabib istana tua itu, lebih menyerupai seruan perkenalan ketimbang informasi nama orang yang akan mengawalnya ke zona tempur. "Prajurit Bao, ini Tabib Ma Qhing yang akan merawat Kapten Shang Weng."

Bao Ling mengurai senyum simultan dengan sepasang tangannya yang mengatup ke depan, menghormat lebih dulu kepada lelaki berjanggut panjang itu sebagai orang yang lebih muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun