Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (7)

23 Maret 2021   12:10 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permaisuri Niang Xie Erl menggigit bibir.

Sejak pembelotan dan pemberontakan Shan-Yu pecah enam bulan lalu, amarah Kaisar Yuan Ren Zhan memang kerap meletup-meletup selaksana dinamit. Emosinya melabil. Entah sudah berapa ribu narapidana yang telah dipancungnya tanpa proses pengadilan sebagai reaksi amarahnya.

Bulan sabit masih bertengger di puncak langit. Biasnya yang keperakan menyentuh tubir jendela kamar. Kaisar Yuan Ren Zhan masih memaku dirinya dalam diam. Hanya sesekali menatap bulan separo, juga bintang kemukus yang melintas cepat di kekelaman langit malam melalui daun jendela yang terpentang. Ia belum bicara sepatah kata pun ketika sehelai daun yang-liu rontok diembus angin, masuk menelusup dan tergeletak di lantai samping meja. Dihelanya napas panjang.

Mungkinkah kebesaran Tionggoan akan rontok di tangannya?!

Ada aubade menggugah kesunyian.

Kasim Liu berteriak dengan suara khasnya dari balik gerbang balairung basilika istana. Memberitahukan kedatangan seseorang untuk menghadap Sang Kaisar.

"Suruh masuk!" perintah Kaisar Yuan Ren Zhan, masih menyandar di kursi tembaganya.

Daun pintu terpentang.

Tiga orang masuk bersamaan. Kasim Liu dan Jenderal Gau Ming membungkukkan badannya. Tampak seorang pemuda di samping mereka, langsung berlutut setelah mengempas-empaskan lengan seragam prajuritnya yang memanjang menutup punggung telapak tangan, salah satu prosedur penghormatan saat menghadap kaisar, dan kowtow di hadapan kaisar.

"Hormat saya, Bao Ling, Prajurit Kurir Yuan dari Kamp Utara, terhadap Yang Mulia Paduka Kaisar junjungan langit dan bumi."

"Bangunlah," ujar Kaisar Yuan Ren Zhan, mengaba dengan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun