"Mohon ampun, Yang Mulia," Kasim Liu memberanikan diri bertanya dengan suara kemayunya setelah sedari tadi hanya diam menyimak. "Apakah Fo Liong sehebat itu?"
"Kamu meragukan apa yang telah saya katakan tadi, Kasim Liu?!" Kaisar Yuan Ren Zhan seperti menggeram, memelototi orang tua ringkih yang bertugas mengurusi keperluan dalam Istana Da-du itu dengan tajam menusuk.
Kasim Liu mundur setindak, membungkuk lalu mengatupkan kedua tangannya dengan sikap kaku. "Ham-hamba tidak berani berpikir begitu, Yang Mulia!" ulasnya lekas dengan kalimat menggagu.
"Kami yakin Fo Liong dapat menghancurkan musuh, Yang Mulia!" timpal Jenderal Gau Ming dengan nada menjilat. "Tidaklah salah apabila tanah Tionggoan ini dipimpin seorang cendekia berotak cemerlang seperti Anda, Yang Mulia!"
Kaisar Yuan Ren Zhan mengangguk-angguk dibelai pujian.
Ada secuil senyum mengembang di sepasang pelepah bibirnya yang kecoklat-coklatan. Dialihkannya edaran sepasang mata ekuatornya ke arah Bao Ling. Mengangguk mengagumi kejeniusan taktik Fa Mulan di Tung Shao yang telah disampaikan anak muda di hadapannya.
"Nah, Jenderal Gau, sekarang Anda saya delegasikan melaksanakan strategi apa saja yang akan diterapkan Kapten Shang Weng dan Asisten Fa Mulan di Kamp Utara, termasuk fasilitas kemiliteran yang mereka minta. Segera laksanakan!"
"Terima kasih, Yang Mulia!"
Ketiga pengabdi Istana Da-du itu undur diri setelah bertabe seperti biasa. Bao Ling sekali lagi melakukan kowtow sebelum meninggalkan balairung basilika istana. Wajahnya menyumringah. Ia akan memacu kudanya segera ke Tung Shao membawa kabar gembira untuk Fa Mulan. Bahwa permintaan mereka dikabulkan.
Jenderal Gau Ming memang selamban kura-kura. Pasti negara akan hancur di tangannya seandainya Dinasti Yuan tidak memiliki orang-orang berdedikasi tinggi seperti Fa Mulan dan Shang Weng. Sekian lama permintaan pasokan prajurit dari Divisi Kavaleri Danuh tidak dipenuhi. Lebih memilih mempertahankan aset-aset Istana Da-du ketimbang daerah Tung Shao yang sudah di ujung tanduk.
Di luar gerbang Istana Da-du, setelah diantar Kasim Liu, Bao Ling dan Jenderal Gau Ming segera menunggangi kuda mereka yang diikat di sebuah istal kecil berkanopi rumbia, khusus untuk menitip kuda-kuda tetamu. Dikawal sepuluh prajurit berjaksi dan bersenjata tombak yang berlari di belakang kuda-kuda, mereka pun melarikan kuda masing-masing ke markas besar atase militer Yuan yang terletak tidak terlalu jauh dari Istana Da-du.