Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Magnolia dalam Seribu Fragmen Rana (7)

23 Maret 2021   12:10 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditatapnya Permaisuri Niang Xie Erl yang menyeduhkan secawan sup dari teko emas di hadapannya. Embusan udara dari hidungnya terdengar konstan, simultan dengan suara separo serak yang keluar dari kerongkongannya yang jakun. Dari sekian banyak perempuan yang menemaninya di Istana Da-du, hanya Permaisuri Niang Xie Erl-lah yang paling baik dan setia kepadanya. Puluhan garwa tak ada yang dapat menandingi ketulusan hati rani pertamanya itu.

"Saya sudah banyak menyusahkan kamu, Erl!"

Canting di tangan kanan Permaisuri Niang Xie Erl menyandar pada gigir cawan. Adukannya berhenti pada ujung kalimat Sang Kaisar. Ia mengangkat wajah. Mengurai pelepah bibir. Tersenyum tulus.

"Yang Mulia jangan sungkan. Semua permasalahan Yang Mulia, juga merupakan masalah saya."

"Akhir-akhir ini saya dipusingkan masalah besar pembelotan Jenderal Shan-Yu!"

"Yang Mulia diberkati Dewata. Semua masalah itu pasti akan terselesaikan."

"Ah, kurang apa yang Istana berikan pada Shan-Yu?!" Kaisar Yuan Ren Zhan menggabruk meja pelan. "Sekian puluh tahun dia mengabdi kepada Kekaisaran Yuan, semasa Ayahanda Yuan Ren Xing dulu sampai saya sekarang, tak sedikit andil Istana yang telah diberikan kepadanya sebagai imbal jasa. Betapa piciknya Shan-Yu kalau berpikir kita telah bertindak tidak adil kepadanya mengingat bagaimana mahardikanya marga Shan berkat peran Istana!"

"Yang Mulia jangan memikirkan masalah itu terus. Hamba khawatir...."

Kaisar Yuan Ren Zhan mengibaskan tangannya.

Membungkam kalimat yang belum rampung puan tertua para rani dan selir Istana Da-du itu. Permaisuri Niang Xie Erl menunduk. Tak berani merangkai kata-kata sekalipun subtil untuk kebaikan Sang Kaisar.

"Selama masalah Shan-Yu itu belum teratasi, seumur hidup saya tidak dapat hidup tenang!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun